Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tabuhan gendang beleq menyambut kedatangan tamu yang datang menghadiri ritual adat Selamatan Mata Air Tibu Bunter di Desa Jurit Baru Pringgasela Lombok Timur. Lokasinya berjarak sekitar 50 kilometer dari Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat atau sekitar 20 kilometer dari Kota Selong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 600 orang warga menyertai para tokoh adat dan agama setempat mengiringi beberapa buah ancak dan dulang yang dibawa untuk melengkapi prosesi ritual tersebut. Ancak terbuat dari bambu untuk membawa sajian makanan baik nasi kuning maupun nasi putih yang dilengkapi sayur-sayuran kacang-kacangan, tebu dan pisang hasil pohon lokal. Adapun dulang adalah penyajian makanan dalam begibung menggunakan nampan atau “nare” dalam bahasa Sasak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar jalan yang dilewati merupakan pematang sawah, di beberapa bagian cukup terjal yang mengharuskan para peserta berjalan perlahan. Sepanjang perjalanan, tamu-tamunya dihibur oleh riuh tetabuhan dari dua barungan (kelompok) Gendang Beliq yang mengiringi di bagian belakang.
Ritual Adat Selamatan Mata Air Tibu Bunter Digelar di 2 Desa Ini
Menurut Kepala Desa Jurit Baru Athar Junaidi, Ahad lalu, warga dua dusun yaitu Dusun Bolen dan Dusun Montong Tangar sebagai penerima manfaat air Tibu Bunter melakukan ritual adat: Para pemuka mengumpulkan anak yatim yang disantuni berzikir untuk ketersediaan air dan kelestarian hutan di dalam Taman Nasional.yang berdekatan dengan desa mereka. ‘’Agar tidak punah,’’ ujar Athar kepada Tempo, Selasa 18 Juli 2023 malam.
Ritual Adat Selametan Mata Air di Desa Jurit Baru Lombok timur. Foto: Istimewa.
Masyarakat sekitar biasa menyebut acara ini Otaq Aiq Tibu Bunter. Ritual adat Selamatan Mata Air Tibu Bunter ini diadakan turun temurun ini digelar rutin setahun sekali menjelang selesainya musim hujan. Ia mengaku tidak tahu sejak kapan adanya ritual ini. Semula dirayakan setiap 10 Muharam, agar mereka tidak kekurangan air selama musim kemarau. Di sana terdapat dua mata air, satu di antaranya Serek Bokos yang berada di dalam kawasan Taman Naisonal Gunung Rinjani. Dua lainnnya di dua bendungan Sekaton Jaya yang merupakan aliran dari gunung yang mengaliri sawah seribuan hektare.
Potensi Wisata Desa Jurit Baru
Desa Jurit Baru ini memiliki potensi wisata budaya dan agrowisata. Di lokasi Gunung Kukus.ada kegiatan tahunan Gunung Kukus Berindu. ‘’Lumayan dingin malam itu para peserta event itu mengumpulkan kayu untuk sama-sama bikin api unggun. Berindu itu artinya duduk-duduk di depan api unggun untuk menikmati suasana malam dan dinginnya Gunung kukus.
Yang menjadi potensi di desa tersebut adalah air nira atau gula aren, gula semut, ekstrak jahe, nanas, dan pisang . Ada kelompok wanita tani yang mengolah nanas menjadi keripik agar tidak menjadi banjir sampah. Di Desa Jurit Baru terdapat 100an hektare lahan nanas yang dapat memanen satu ton setiap hari. ‘’Takut kebanjiran sampah, dibentuk kelompok wisata olahan kripik buah nangka, pisang, nanas,’’ kata Athar Junaidi.
Desa Jurit Baru memiliki ketingian sekitar 900 meter di atas permukaan laut. Di desa tersebut ada atraksi sepeda gantung, foto spot, serta menikmati sunrise melihat Gunung Rinjani dan Sumbawa juga sunset melihat Bali.
Pilihan Editor: Wiwit Durian, Tradisi Awal Panen Durian di Temanggung