Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Saat Warga Korea Selatan Ramai-ramai Lakukan Revenge Travel

Ledakan revenge travel ini dimulai sejak 21 Maret lalu ketika Korea Selatan mencabut aturan karantina wajib tujuh hari bagi para wisatawan.

2 April 2022 | 08.39 WIB

Ilustrasi turis atau wisatawan di bandara. (Pexel)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi turis atau wisatawan di bandara. (Pexel)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Korea Selatan kini sedang berlomba-lomba memesan tiket perjalanan ke luar negeri. Istilah revenge travel pun kini semakin populer di media sosial, terutama di Korea Selatan. Mereka memesan tiket perjalanan ke luar negeri dalam rangka ‘membalas dendam’ setelah tak bisa bepergian karena pandemi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ledakan revenge travel ini dimulai sejak 21 Maret lalu ketika Korea Selatan mencabut aturan karantina wajib tujuh hari bagi para wisatawan yang telah mendapatkan vaksin penuh. Pembatasan tersebut sebenarnya sudah dilonggarkan tahun lalu, namun diberlakukan kembali pada Desember karena meningkatnya varian Omicron.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Saya membeli tiketnya (perjalanan) baru seminggu yang lalu, tetapi itu sedikit no-brainer (sesuatu yang membutuhkan pemikiran minimal atau mirip seperti impulsif). Saya merasa seperti saya sedang menebus dua tahun tidak bisa pergi ke luar negeri sesering dulu sebelum Covid,” kata Kim Hoe-jun, salah satu pelaku revenge travel dikutip dari Reuters.

Setelah kurang lebih dua tahun terpaksa ‘mengurung diri’ di negaranya, akhirnya Hoe-jun memesan penerbangan ke Hawaii di menit-menit terakhir. Pemesanan tiket tersebut didorong akan keinginannya yang sangat tinggi untuk bepergian ke luar negeri.

“Saya tidak berani bepergian bahkan di Korea karena Covid, tapi sekarang saya merasa sedikit lebih bebas dengan pengecualian itu. Jadi, saya memutuskan untuk pergi bertemu teman lama dan jalan-jalan,” kata Kim Na-yeon, pelaku revenge travel lainnya, yang telah memesan tiket perjalanan ke Hawaii.

Korea Selatan sebagian besar telah mencabut upaya pelacakan dan pembatasan terhadap gelombang Covid-19. Negara tersebut ikut bergabung dengan negara Asia lainnya yang semakin melonggarkan aturan karantina, seperti Singapura, Australia, Selandia Baru dan Jepang.

Warga Korea kini terlihat lebih siap untuk bepergian. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa kini orang-orang tak terlalu khawatir terkait implikasi penularan virus Covid-19. Mereka juga melihat bahwa pencegahan terhadap virus tersebut berada di luar kendali mereka.

Unit e-commerce dari perusahaan operator seluler top Korea Selatan, SK Telecom Co Ltd (017670.KS) mengatakan bahwa penjualan tiket penerbangan luar negeri pada 11 Maret naik lebih dari delapan kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Maskapai dan agen perjalanan juga telah melaporkan tingginya permintaan untuk pergi ke Hawaii, Saipan, Guam serta beberapa tujuan Eropa dan Asia Tenggara lainnya. Ledakan permintaan tersebut didominasi ke tempat tujuan yang telah membebaskan wisatawan dari karantina setelah menyerahkan sertifikat vaksinasi atau hasil tes negatif Covid-19.

Saipan dan Guam menjadi salah satu tempat yang diminati oleh warga Korea. Kedua tempat tersebut juga memiliki perjanjian gelembung perjalanan atau travel bubble dengan Korea Selatan. Mereka menawarkan tes Covid-19 gratis dan rela membayar biaya karantina jika pengunjungnya dinyatakan positif Covid-19. Setiap warga Korea Selatan yang berkunjung ke Saipan bahkan menerima insentif yang disebut sebagai uang perjalanan kurang lebih 120.000 won (Rp 1,4 juta) untuk dibelanjakan di tempat-tempat bisnis di sana.

Badan tur raksasa ritel daring Interpark Corp (035080.KQ) melaporkan peningkatan sebanyak 324 persen untuk penerbangan ke Oceania antara 11-22 Maret dari periode yang sama tahun 2021. Selain itu, terdapat peningkatan sebesar 268 persen untuk Asia Tenggara dan 262 persen pemesanan perjalanan ke Eropa.

“Lonjakan tersebut mencerminkan sentimen perkembangan pelanggan bahwa penghentian pembatasan perjalanan Covid mungkin akan segera terjadi setelah karantina wajib dicabut,” kata Manajer Umum Unit Home Shopping CJ Lee Jeong-pil.

Perusahaan unit home shopping CJ Corp’s (001040.KS) juga melaporkan rekor penjualan 5.200 paket wisata ke Hawaii hanya dalam waktu 70 menit pada Ahad. Hasil pemesanan tiket tersebut mengumpulkan sebesar 9 miliar won (Rp 106 miliar). CJ Corp’s mengatakan bahwa mereka juga telah menerima sekitar 2.800 pesanan menuju Spanyol dan Italia dalam satu jam pada Minggu. Hasil pemesanan tersebut terkumpul sebesar 15 miliar won (Rp 177 miliar).

Salah satu warga Korea Selatan yang sering bepergian ke Jepang, Lee Tae-woo mengatakan bahwa ia telah menukarkan sejumlah uangnya ke yen. Ia mengambil keuntungan dari penurunan tajam mata uang dan berharap untuk segera melakukan revenge travel. “Itu adalah penantian yang lama, dan saya siap untuk kembali sesegera mungkin setelah mereka akhirnya membuka lagi (perbatasan Jepang) dan mengunjungi pemanggang kopi favorit saya dan menikmati pemandangan malam dari stasiun Shibuya,” kata Tae-woo.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA | REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus