Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Sebuah imbauan untuk karaoke

Penayangan lagu-lagu mandarin di karaoke dilarang di beberapa tempat. video disc yang beredar di karaoke akan ditertibkan. laser disc lagu indonesia masih terbatas. di bandung ada karaoke untuk anak-anak.

30 Desember 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI adalah kedai karaoke Mei Hua -- artinya Bunga Mawar. Ia tidak di Jakarta, tetapi di Pusat Pertokoan Nusa Indah, Pontianak. Seperti kebanyakan karaoke di mana-mana, Mei Hua menyediakan menu utama sejumlah lagu berbahasa Cina. Maka, aroma yang tersibak di sana tak ubahnya seperti di Taipei. Seorang lelaki setengah baya malam itu menyanyikan lagu Ming Tian Hui Geng Hau. Kelangsungan karaoke yang mengibarkan aroma Mandarin itu kini tak bisa lagi diperpanjang. Penayangan lagu-lagu Mandarin di karaoke, apalagi dengan teks berhuruf Cina, di beberapa tempat sudah mulai dilarang. Mei Hwa pun di akhir tahun ini sudah ganti nama menjadi Mewah, kata yang dimirip-miripkan. Dan lagu Mandarin lenyap, dan pop Barat merajalela. Di Jakarta, sejumah karaoke masih diizinkan menayangkan lagu Mandarin dengan pembatasan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Bambang, pembatasan itu adalah: 25% lagu-lagu asing dan 75% lagu-lagu Indonesia. Khusus untuk lagu Mandarin, tidak diperbolehkan penayangan dengan disertai teks huruf Cina, dan itu kata Bambang, landasannya Keppres 1970. Yakni tentang larangan mempublikasikan huruf-huruf Cina. Departemen Penerangan sudah menginstruksikan aparat bawahannya agar menertibkan peredaran dan pertunjukan video disc yang beredar di karaoke-karaoke itu. Penertiban itu sudah jalan, misalnya di Kota Solo. "Kami sudah mengadakan pendekatan dengan pemilik pusat hiburan karaoke, agar tidak memutar lagi video disc yang berbahasa dan berhuruf Cina," kata Kepala Kantor Deppen Solo, Handoyo. Menyangkut kegiatan karaoke ini, Gubernur Jawa Tengah Ismail sudah angkat bicara, dan seperti biasa meledak-ledak. Kepada para wartawan di Solo, 12 Desember lalu, Ismail berkata, "Jika pusat hiburan itu tidak sesuai dengan wawasan identitas Jawa Tengah, silakan tutup saja, sebelum terjadi dampak yang lebih jauh." Tapi Ismail tidak asal gebrak. Sebelum kata-katanya itu disahkan sebagai keputusan, "kami sekarang ini mengadakan penelitian secara cermat," ujarnya. "Kalau pengaruh karaoke terhadap budaya kita masih dalam batas wajar, tinggal kita kendalikan saja. Tetapi, kalau lewat karaoke ada penetrasi budaya asing tertentu, kita harus mengambil sikap yang tegas, tanpa harus menjadikan diri kita seperti katak dalam tempurung. Sebab, kita juga harus mampu menyerap budaya luar yang berdampak positif buat kemajuan kita." Sementara itu, Manajer Karaoke Bengawan Sport Center Solo, Yanes Hartoyo, masih tenang-tenang. "Kami memang telah menerima imbauan, tapi belum ada instruksi penutupan. Maka, kami jalan terus," kata Yanes. Namun, ia setuju kalau lagu Indonesia juga ditampilkan. "Kami sedang memesan laser disc Indonesia," katanya. Pembatasan penayangan lagu-lagu berbahasa Cina tampak jadi mustahil di Regent's Karaoke, di lantai dua Hotel Regent Park, Malang. "Lebih dari separuh penggemar kami adalah orang keturunan Tionghoa," kata Peggy Limasari, 35 tahun, manajernya. Regent's Karaoke dibuka 20 Oktober lalu dengan investasi Rp 200 juta. Kedai karaoke ini menyediakan empat unit perkakas laser disc, dan sampai saat ini masih satu-satunya karaoke di Malang. Jadi, amat laris. Bagaimana dengan Bima Thai Food Restaurant, Coffee Shop & Singing Hall, di Surabaya? Para tamu yang datang ke situ pada malam hari tidak bermaksud menikmati masakan Muangthai, tapi berkaraoke ria. Di sini ada 60 buah laser disc, dan semuanya berbahasa asing (Inggris, Cina, dan Jepang). "Kalau laser Indonesia sudah ada, kami juga mau beli," kata Connie Rondonuwu, manajernya yang cantik itu, kepada Zed Abidien dari TEMPO. Laser disc Indonesia memang sudah ada, tapi agaknya masil terbatas dan belum menyebar ke daerah-daerah. "Kami sudah lama mengadakan penjajakan untuk memproduksi lagu-lagu Indonesia, bekerja sama denga sebuah perusahaan rekaman," kata Ketua Himpunan Pengusaha Hiburan Pariwisata DKI Jakarta Yorris Raweyai. Sehari-hari Yorris adalah direktur Penthouse Karaoke, Jakarta. Selama sekitar sebulan ini, beberapa lagu nasional sudah bisa dinikmati di kedai karaoke di Ibu Kota, misalnya Widuri, Sepanjang Jalan Kenangan, Aku Begini Engkau Begitu dan juga lagu keroncong Bengawan Solo. Di Bandung, pertengahan Desember ini, berdiri lagi karaoke yang bisa jadi merupakan kedai karaoke terlengkap di Indonesia. Namanya Oriental Karaoke and Pub. Karaoke ini bukan cuma untuk orang dewasa, juga untuk anak-anak. Ruang anak-anaknya diberi nama Family Room, dan bisa menampung 20 anak. Tapi cuma dibuka pada Minggu siang dan berakhir sekitar pukul 5 sore. Untuk sementara ini, menurut Manajer Oriental Sutarya Tanzil, 25 tahun, acaranya baru diisi lagu-lagu Natal. Laser disc lagu anak-anak memang belum ada. Namun, di situ disediakan peralatan band yang lengkap dengan pemusiknya. Setiap anak boleh menyanyi diiringi band itu. "Kami akan menghubungi dulu asosiasi rekaman di Jakarta, minta izin untuk menayangkan lagu anak-anak dengan laser disc," kata Sutarya Tanzil. Di ruang ini tidak disediakan disc lagu-lagu Mandarin. Akan halnya lagu Mandarin, yang memang banyak peminatnya, Oriental menyediakan ruangan yang diberi nama Man Room. Namun, lantaran imbauan itu tadi, lagu Mandarin hanya 25 persen, sisanya Barat (50%), Indonesia (20%), selebihnya lagu daerah. Yang terakhir ini tanpa laser disc, tentu saja. Agaknya, penanganan jenis hiburan ini belum menyatu secara nasional -- dan lagi pula apa perlu? Mohamad Cholid, Djunaini K.S. (Pontianak), Riza Sofyat (Bandung), Kastoyo Ramelan (Solo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus