Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dubrovnik, kota di Kroasia, merupakan salah satu destinasi paling ramai turis di dunia. Menurut data 2019, Statista menemukan bahwa Dubrovnik adalah kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Eropa, melebihi Venesia dan Barcelona. Jumlah pengunjung diperkirakan melebihi jumlah penduduk lokal, bisa mencapai 30 berbanding satu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ramainya pengunjung membuat kota ini mengalami overtourism. Akibatnya, Dubrovnik mengalami kemacetan lalu lintas saat bus wisata parkir di luar tembok Kota Tua. Jumlah pengunjung yang berlebihan juga berarti rusaknya infrastruktur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat kota kini telah mengumumkan rencana baru untuk mengatasi overtourism. Bulan depan, Dubrovnik akan mulai melarang izin sewa swasta di pusat kota.
Game of Thrones Menarik Banyak Wisatawan
Kota Warisan Dunia UNESCO ini adalah salah satu tujuan tercantik di Kroasia. Banyak wisatawan berkunjung untuk menjelajahi Kota Tuanya. Pengunjung bertambah ramai sejak kota ini dijadikan lokasi syuting serial populer Game of Thrones.
Namun, minat tersebut harus dibayar mahal oleh warga lokal. Saat ini hanya 30 persen properti di Kota Tua yang ditempati oleh penduduk lokal.
Wali Kota Dubrovnik, Mato Frankovic, mengatakan kepada Reuters bahwa kaum muda memilih pergi dari kota itu. "Mereka akan pindah ke tempat lain karena tidak mungkin tinggal di Dubrovnik," kata dia, Jumat, 15 Maret 2024.
Izin sewa baru akan dilarang di dalam dan sekitar Kota Tua untuk memenuhi pedoman UNESCO dan mencegah kepadatan yang berlebihan. Pada tahun 2017, UNESCO menyarankan kota tersebut untuk menerima tidak lebih dari 8.000 pengunjung dalam satu waktu. Pihak berwenang memasang kamera pengintai dan sistem penghitungan, tetapi tidak membatasi jumlahnya.
Apartemen dibeli pemerintah
Pemerintah kota telah membeli beberapa apartemen lalu menawarkannya kepada keluarga muda dengan sewa 10 tahun. Harapannya, kota ini akan dihuni lagi oleh penduduk berusia muda.
Kota bersejarah di Kroasia itu juga sudah membatasi jumlah kapal pesiar yang diperbolehkan berlabuh. Hanya 4.000 penumpang yang diperbolehkan masuk kota secara bersamaan. “Kami akan melindungi fondasi bersejarah kota ini dan memungkinkan masyarakat untuk tinggal dan menghabiskan waktu di sana," kata dia.
EXPRESS.CO.UK | EURONEWS
Pilihan Editor: 9 Tempat Wisata di Kroasia Terbaik, Banyak Surga Tersembunyi