"Kami ingin menggugah kesadaran akan kebersihan," kata Ketua Panitia Imlek, Sumartono Hadinoto, Kamis 23 Januari 2020. Program tukar sampah dengan kue keranjang itu digelar dua malam, pada 22 dan 23 Januari.
Selama lebih dari sepekan, hiasan Lampion Imlek di kawasan Pasar Gede menyedot ribuan pengunjung tiap malam. Keramaian itu menyisakan tebaran sampah jajanan yang menjadi pemandangan tak sedap usai tengah malam.
"Akhirnya ide ini tercetus untuk memancing kepedulian masyarakat," katanya. Tidak tanggung-tanggung, mereka membuat lima kuintal kue keranjang untuk dibagikan selama dua hari, "Biayanya mencapai sekitar Rp 14 juta," katanya.
Berdasarkan pantauan, pengunjung cukup antusias untuk mendapat kue khas Imlek itu. Mereka mengambil kantung yang dibagikan panitia dan memunguti sampah di jalan. Lantas, kantung yang telah terisi sampah itu ditukar dengan kue keranjang.
Salah satu pengunjung, Suwandi mengaku cukup gembira bisa memperoleh kue keranjang, "Meski cuma dapat satu kue tapi cukup senang bisa membantu membersihkan lingkungan," katanya.
Panitia Imlek Solo membagikan ribuan kue keranjang untuk relawan sampah, Rabu malam 23 Januari 2020. Ribuan pengunjung Lampion Imlek Pasar Gede menyisakan sampah hingga 4 ton tiap malam. TEMPO/Ahmad Rafiq
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Surakarta, Gatot Sutanto mengapresiasi kreativitas penyelenggara. "Mereka mampu menggugah kesadaran masyarat mengenai kebersihan lingkungan," katanya.
Setiap malam, keramaian itu menyisakan sampah hingga nyaris empat ton tiap malam. Pada akhir pekan, jumlah sampah yang ditinggalkan pengunjung meningkat hingga dua kali lipat.
AHMAD RAFIQ