Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ini pertanyaan baku bagi orang yang kurang jalan: apa beda nasi padang dan nasi kapau? Saya pun tergelitik untuk menjawab setelah Bung Achmad Marendes bertanya di Twitter, beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasi Padang adalah sebutan untuk nasi dan lauk yang dibeli di Rumah Makan Padang. Nah, sebutan rumah makan Padang saja sudah over-generalized sebenarnya. Di Jakarta dan kota-kota lain di luar Sumatera Barat, setiap rumah makan yang menjual menu hidangan Minang mendapat sebutan Rumah Makan Padang. Padahal Padang hanyalah salah satu kota di Sumatera Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lagi pula di Sumatera Barat pengertian rumah makan itu beda dengan restoran. Soal perbedaan rumah makan dan restoran di Sumatera Barat pernah saya tulis juga.
Lalu, kalau nasi kapau apa dong? Sebutan untuk nasi dan lauk yang dibeli di rumah makan yang dikelola orang asli Kapau, dengan cara menghidangkan beragam lauk yang khas Kapau. Kapau adalah nama salah satu nagari (desa) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Keunikan nasi Kapau terletak pada cara display lauknya, dan beberapa menu yang khas Kapau.
Kalau di rumah makan Padang pada umumnya display beragam lauk diletakkan dengan piring-piring bersusun di etalase yang tinggi, maka di nasi Kapau beragam lauk diletakkan dalam baskom-baskom besar di atas meja yang lebih rendah dari penjualnya. Bila pengunjung datang dan memilih lauk, maka penjual di nasi kapau akan menggunakan centong-centong bertangkai panjang untuk menyiduk lauk dari baskom.
Biar jelas, begini penampakan nasi kapau Uni Cah yang berlokasi di pinggiran Kota Bukittinggi, dan nasi kapau lain di Pasar Atas Bukittinggi. Di Pasar Bukittinggi ini ada sebuah los yang dipenuhi penjual nasi kapau sampai berderet. Salah satu yang terkenal adalah nasi kapau Uni Lis dan nasi kapau Hj. Ana.
Lalu, apakah menunya berbeda?
Ada menu khas di kedai nasi kapau yaitu gulai kapau. Terdiri dari cubadak (nangka muda), kol dan kacang panjang yang dimasak dengan kuah gulai berwarna kekuningan dengan rasa gurih dan sedikit asam. Gulai kapau ini disiram di atas nasi putih, dan siap disantap bersama lauk pilihan pembeli.
Salah satu lauk yang khas Kapau adalah rendang ayam. Rendang sebenarnya adalah sebutan untuk cara memasak daging dengan bumbu rempah dan santan kelapa yang diaduk di atas api selama beberapa jam hingga terkaramelisasi (caramelized), sampai kuahnya kering dan berbentuk serbuk berwarna coklat kehitaman.
Menu andalan nasi kapau lainnya adalah gulai tambusu, dibuat dari usus sapi yang diisi adonan telur dan tahu lalu dimasak dalam kuah gulai. Waktu makan nasi kapau Uni Cah kemarin adalah pertama kalinya saya mencicipi gulai gambusu. Rasanya? Wiiiih… bikim merem-melek!
Jadi semoga sudah jelas ya beda nasi kapau dengan nasi padang. Kalau masih kurang jelas, hayuk saya temani makan nasi kapau di kawasan Senen yang terkenal itu. Mau?
Jelajahi lebih jauh kuliner Minang dengan:
rendang kayu masakan Uni Emi sang diva rendang dari Payakumbuh, bofet Gumarang di Padangpanjang yang ketan pokatnya juara,
bofet Sianok yang tiada dua di Payakumbuh,
sate dangung-dangung, sate darek dan sate pariaman,
pical sikal nikmat di Bukittinggi,
rendang talua Riry di Lampasi dan karupuak kuah di Lembah Harau.
Sulit bagi saya memutuskan mana yang paling enak, karena semuanya enak banget!
Kalau masih ada yang sulit membedakan antara nasi kapau dan nasi padang, baiknya dicoba saja wisata kuliner dua makanan itu.
Artikel ini sudah tayang di Lifetimejourney.me