Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Taman Nasional Komodo Bakal Ditutup, Hoax atau Fakta?

Beredar kabar rencana penutupan Taman Nasional Komodo karena kondisi komodo semakin kurus disertai populasi yang berkurang. Betul atau salah?

20 Januari 2019 | 17.51 WIB

Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar penutupan Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersiar di sejumlah media daring. Informasi itu diperkuat dengan pernyataan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang menyebut kawasan Taman Nasional Komodo akan ditutup sementara dalam waktu dekat selama 1 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Rencana penutupan Taman Nasional Komodo dilatari kekhawatiran Viktor akan kondisi komodo yang semakin kurus disertai populasi yang terus berkurang. Tujuan penutupan tersebut untuk meningkatkan populasi komodo dan memulihkan kondisi makanannya.

Menanggapi informasi tersebut, Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Budhy Kurniawan memastikan tak ada rencana penutupan kawasan wisata konservasi Kepulauan Komodo dalam waktu dekat. "Saat ini pengelolaan Taman Nasional Komodo berjalan seperti biasa," ujar Budhy dalam pesan pendek kepada Tempo pada Minggu, 20 Januari 2019.

Ihwal kondisi komodo dan perintah gubernur mensterilkan kawasan konservasi dari wisatawan untuk sementara itu, Budhy mengatakan belum memperoleh kabar resmi. "Kami belum dapat informasi apa-apa," ucapnya. Bahkan, dia melanjutkan, pengelola baru-baru ini melakukan kajian carrying capacity untuk menghitung daya muat komodo di habitatnya di ujung Pulau Flores itu.

Balai Taman Nasional Komodo mencatat, dua pulau terbesar yang menjadi habitat komodo adalah Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Kedua pulau itu telah dibuka untuk wisatawan. Pantauan Tempo, jumlah komodo di Pulau Rinca mencapai 1.300 ekor hingga 2018.

Seekor komodo berada dalam pengawasan penjaga di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Sementara di Pulau Komodo populasinya berjumlah sekitar 1.300 ekor. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Jumlah komodo jantan tercatat lebih banyak ketimbang komodo betina. Imbasnya, persaingan komodo jantan untuk mendapatkan komodo betina cukup tinggi. Rata-rata, dua hingga tiga komodo jantan akan memperebutkan satu komodo betina.

Setiap tahun, komodo rutin memasuki musim kawin. Biasanya, musim kawin terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. Pasca-musim kawin, induk komodo akan menetaskan 15 sampai 30 telur dengan masa inkubasi kurang lebih sembilan bulan. Tak seperti hewan lain yang melindungi telur di bawah perutnya, komodo akan membuat lubang dan menanam telur di bawah tanah.

Artikel terkait:
Kunjungan Wisatawan ke Taman Nasional Komodo Melonjak 42 Persen

Fidel Hardi, ranger asal Manggarai Barat, yang ditemui Tempo di Pulau Rinca beberapa waktu lalu mengatakan, masing-masing komodo betina akan memilih satu lokasi untuk dijadikan sarang. "Di titik itu, akan dibuat banyak lubang. Tapi lubang yang berisi telur hanya satu," tutur Fidel. Saat ini, menurut dia, populasi komodo saat ini masih normal. Pengelola sudah menerapkan peraturan ketat untuk wisatawan yang berkunjung supaya tak mengganggu komodo.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus