Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, Jawa Barat, mengirim enam komodo untuk dilepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul, Nusa Tenggara Barat. Pelepasliaran dilakukan untuk menjaga populasi satwa liar jenis biawak ini agar tetap lestari di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prosesi pemberangkatan enam komodo ini dilakukan pada Senin, 14 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menegaskan komitmen bersama KLHK untuk terus berupaya menjaga populasi Komodo agar tetap lestari di Indonesia," kata Pendiri Taman Safari Indonesia Jansen Manansang di Bogor, Senin.
Komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan dikategorikan sebagai spesies rentan dalam daftar International Union for Conservation of Nature atau IUCN Red List. Saat ini ada sekitar 4.000-5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar.
Kepala Departemen Sains Taman Safari Indonesia drh Bongot Huaso Mulia mengatakan, Taman Safari Bogor menjadi salah satu lembaga konservasi satwa yang diberi kepercayaan oleh KLHK RI untuk melakukan pengembangan populasi dan konservasi kelestariannya.
Ia mengatakan, meski masih ada ribuan komodo di alam liar, ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak.
Enam ekor komodo yang diberangkatkan ke NTT, kata dia, merupakan hasil pengembangbiakan Taman Safari Bogor dengan dukungan PT Smelting Indonesia. Komodo-komodo ini akan diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta pada 15 Agustus 2023 dengan pesawat Garuda Indonesia.
"Keenamnya akan menjalani proses habituasi selama kurang lebih satu bulan sebelum dilepasliarkan. Selama di Taman Safari Bogor keenamnya juga telah dilatih hidup di alam liar," kata Bongot.
Sebelum dilepasliarkan, keenam komodo tersebut akan dipasangi Global Positioning System (GPS) atau sistem pemosisi global untuk memonitor pergerakan dan kondisi mereka di Cagar Alam Wae Wuul.
ANTARA