Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

The tongpes club

Ahmad fahmi pengusaha discotheque tanameur student club, tempat hiburan bagi orang-orang tongpes. tiap anggota membayar uang rp 3.000/triwulan, akan memperoleh kartu anggota dan dibolehkan membawa teman.

24 Juli 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AHMAD Fahmi tidak menjia-njiakan masa mudanja. Ia berhenti sekolah dan memilih untuk mendjadi pengusaha sebuah discotheque. Gagasan-gagasannja tertudju kepada kaum muda di Djakarta. Seperti jang diakuinja, ia ingin melihat suatu kesehatan dalam memper-gunakan waktu luang dari generasi anjar itu. Barangkali ia bukan orang jang pertama, tapi kandungan maksudnja bagi para "tongpes" ibukota pasti menggembirakan jang bersangkutan. Disaat orang berlomba memantjing duit, ia masih berani main spekulasi, main korban dengan menjelenggarakan satu kesempatan dimana sekelompok mahasiswa tukang gengsot dapat saling berembuk. "Memang ide ini tidak terlepas dari segi komersiil" katanja kalem. Tetapi selandjutnja ia memberikan bajangan suatu sumbangan, jang dalam waktu dekat dapat dinikmati oleh muda-mudi. Sesungguhnja hanja merupakan suatu fasilitas ketjil. Jakni satu kesempatan untuk mempergunakan discotheque Tanamur untuk tempat berkumpul siang ataupun malam. Tempat berdansa, berunding, berlatih ataupun diskusi-diskusi serta mendengarkan musik dan meskipun tidak disebutkan, dapatlah disimpulkan djuga tempat patjaran. Bukankah Djakarta sudah menuntut tempat patjaran bagi warganja jang suka disebut orang "baik-baik". Tanamur Student Club. Dari segi perusahaan sudah barang tentu maksudnja untuk mengisi Minggu malam jang biasa sepi, karena pengundjung sudah dikeruk malam sebelumnja. Tetapi dari segi kepemudaan, adalah sebuah djalan untuk mengatasi keadaan kantong kempes. Karena dengan didirikannja apa jang disebut Tanamur Student Club, cover charge akan diganti dengan uang iuran. Tiga ribu dalam satu triwulan. Mendapat keringanan lagi karena dapat dibajar setiap bulan. Makanan dan mimlman jang masuk perut mendapat potongan sebesar 30O. Djadi kalau dialdjabarkan satu kali masuk berarti kena Rp 250. Sedangkan cover charge biasa adalah Rp 600. Belum diperhitungkan bahwa kadang-kadang dalam satu triwulan djumlah minggunja ada jang sampai 13-14. "Tanamur akan disediakan mendjadi tempat rekreasi, latihan tari, poetry reading dan sebagainja, terserah kepada inisiatip mereka jang mendjadi anggotanja" kata Fahmi. Ia terangkan pula sjarat untuk mendjadi anggota selain iuran tidak diperlukan lagi penarikan uang pangkal. Tidak djuga diperlukan surat kelakuan baik dan surat tidak tersangkut G-30S. Lebih dari-itu pula tidak akan diadakan djabatan-djabatan seperti lazimnja didjumpai dalam organisasi-organisasi, seperti djabatan Ketua, Sekretaris dan segala matjam tetek bengek seksi-seksi. "Tjukup dengan tempat dan promotor manager Tanamur sadja" kata Fahmi lebih landjut. Tetapi andaipun dikatakan demikian, rupanja hal itu tidak mutlak sekali. Sebab ia bilang, seandainja toh nantinja club itu diinginkan oleh para anggotanja untuk komplit seperti club-club lain, misalnja seperti RYC atau AFC, ternjata di "oke" sadja. Tidak diterang-kannja apakah oke-oke itu nantinja akan mendjebloskan gagasan-gagasannja mendjadi tidak unik lagi alias setali tiga uang dengan club-club jang sekarang tjukup banjak sudah djumlahnja. Kartu. Maka untuk keperluan segala itu, telah dikerahkan pentjetakan dua matjam kartu anggota. Warnanja merah dengan tulisan hitam. Bagian depan berisi foto pemilik, nama, alamat serta tandatangan. Dibelakangnja peraturan. Kartu jang dibubuhi vignet penari hitam, dichususkan bagi anggota perorangan. Jang lainnja gambarnja berwarna kuning, berlaku untuk satu couple dengan ukuran lebih tinggi -- Rp. 5.000 per triwulan. Kartu ini mempunjai keistimewaan sebagai akibat harganja jang lebih mahal. Dinjatakan pemegang kartu berhak membawa seorang kawan lain, siapa sadja, laki perempuan dan tidak perlu pula seorang maha-siswa, asal tjukup dewasa semua diperkenankan. Begitulah keadaannja. Maka minggu malam, minggu pertama Djuni ini telah dilaksanakanlah rentjana-rentjana tersebut. Seorang pendjaga pintu menerangkan bahwa djumlah anggota sudah mentjapai 200 orang. Tetapi tatkala diusut ternjata Fahmi tidak berani memberikan pernjataan resmi dengan alasan pentjatatan setjara resmi dan teratur belum ada. Fahmi hanja mendjelaskan bahwa ia memang punja tekad untuk menjedot pemuda-pemuda dari tempat-tempat hiburan lain, dengan biaja jang djauh lebih murah itu. Meskipun belum ada laporan dari Blow up -- jang djuga menjeleng-garakan atjara remadja tiap minggu malam -- dapat diperkirakan ongkos coer charge jang murah memang merupakan daja pikat jang pertama. Kegagalan jang pernah dialami oleh Wisma Nusantara dan Nite Club Galaxy dalam usaha menjelenggarrkan suatu tempat dansa pemuda jang lebih murah, tentu pula mungkin sekali akan mengantjam Tanamur. Kini waktunja untuk melihat. Tapi perbedaannja memang ada. Disini benar-benar djiwa muda jang mendjadi modalnja. Tanamur jang djuga telah menjelenggarakan atjara-atjara Jazz sekali seminggu, tentunja telah memikirkan bagaimana untuk memelihara perhatian mahasiswa jang hendak dikumpulkannja. Karena memang jang diperlukan mereka bukan organisasi, tetapi tempat jang menjenangkan untuk berhibur dengan biaja seorang "tongpes".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus