Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tiang Pembatas Pedestrian Malioboro Lenyap, Sultan HB X Bereaksi

Sejumlah tiang pembatas atau bolard tabung yang berada di jalur pedestrian Malioboro lenyap tak berbekas

5 Juli 2018 | 06.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pembenahan kawasan pedestrian Malioboro, DI Yogyakarta, 7 Februari lalu. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah tiang pembatas atau bolard tabung yang berada di jalur pedestrian Malioboro lenyap tak berbekas. Tiang pembatas berbentuk seperti peluru itu ditanam dengan tujuan membatasi akses, agar jalur pedestrianMalioborotak dipakai untuk parkir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum ini banyak kendaraan bermotor yang nekat parkir di sana, juga untuk mengkal gerobak pedagang kaki lima. Tiang pembatas yang hilang itu diketahui ada di dua titik. Satu titik di di depan hotel Inna Garuda, yang berada persis di depan prasasti batas penarikan pasukan Yogya Kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga:

Pantauan Tempo Rabu 4 Juli 2018 tak hanya tiang pembatas yang hilang. Namun juga penanda tetenger atau signatude heritage yang berisi informasi napak tilas Jenderal Sudirman saat singgah di Yogya dalam masa perjuangan kemerdekaan juga sudah tidak lagi di lokasi. Tempat itumalah digunakan untuk berjualan pedagang kaki lima.

Para pedagang dan petugas Jogo Malioboro mengaku tak tahu soal lenyapnya sejumlah tiang pembatas dan prasasti di jalur pedestrian itu. "Saya tak tahu soal tiang tiang besi itu, pas jualan juga sudah begini," ujar seorang pedagang di lokasi hilangnya tiang pembatas itu yang enggan disebut namanya.

Manajer PT F. Syukri Balak, selaku kontraktor revitalisasi Malioboro, Eri Purnomo menuturkan hilangnya tiang pembatas pedestrian Maliboro itu mulai diketahui sejak acara peringatan Panglima Besar Soedirman yang digelar sejumlah komunitas pada akhir Juni 2018 lalu. "Tiang pembatas pedestrian itu dilepas oleh pihak UPT Malioboro," ujarnya.Sejumlah peserta karnaval menggunakan gerobak sapi berhiaskan sayur dan buah-buahan sebagai peringatan Hari Gizi Nasional melintasi Jalan Malioboro, Yogyakarta, 31 Januari 2016. Karnaval bertema Melek Gizi ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari. TEMPO/Pius Erlangga

Eri mengaku tak tahu apa alasan pencopotan itu. Namun ia siap saja jika pihak UPT meminta tiang pembatas itu dipasang kembali ke lokasi semula. "Bukan pedagang yang copot tiang tiang itu, yang punya kewenangan pengelolaan pedestrian Malioboro kan UPT Malioboro," ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro Ekwanto mengaku tak tahu ihwal hilangnya tiang pembatas prasati Yogya Kembali dan sigantude heritage Jenderal Soedirman di Maliboro tersebut.

"Saya baru sebulan ini menjabat sebagai kepala UPT, saya akan cari informasi dulu soal hilangnya tiang pembatas itu dulu," ujar Ekwanto.

Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengecam keras jika memang benar ada kesengajaaan dalam kasus pencopotan tiang-tiang pancang di Pedestrian Malioboro itu.

Secara tegas Sultan meminta pihak-pihak yang tak menghormati aturan untuk keluar dari lokasi pedestrian. “Mestinya janganlah sampai ada pencopotan," ujarnya.

Sultan menuturkan pula saat tiang tiang batas di jalur pedestrian itu dipasang juga sudah ada kesepakatan dengan para PKL agar menjaga dan tidak merusak atau mencabutnya. "Ya kalau memang mau mencabuti (tiang pembatas pedestrian) itu lebih baik para PKL itu saja yang keluar,” ujar Sultan.

PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)

Tulus Wijanarko

Tulus Wijanarko

Wartawan senior dan penyair.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus