Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cirebon - Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, meniadakan sejumlah tradisi yang biasa dilaksanakan pada Hari Raya Idul Fitri. Beberapa tradisi yang ditiadakan karena pandemi Covid-19, itu antara lain penabuhan gamelan sekaten dan grebeg syawal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak ada tradisi penabuhan gamelan sekaten di siti inggil setelah salat Idul Fitri," kata Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Cirebon, Selasa 19 Mei 2020. Sultan Arief menuturkan, ditiadakannya beberapa tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon pada saat hari Raya Idul Fitri disebabkan Pemerintah Kota Cirebon memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salat Idul Fitri di Masjid Agung Sang Cipta Rasa serta langgar agung juga tidak ada. "Kami meniadakan buka pintu atau open house grebeg syawal," kata dia. "Ziarah ke Astana Gunung Jati diundur sampai Juni 2020."
Gua Sunyaragi di Kab Cirebon, Jawa Barat. ANTARA/Agus Bebeng
Selain meniadakan kegiatan yang biasa dilaksanakan pada Hari Raya Idul Fitri, Keraton Kasepuhan Cirebon juga masih menutup beberapa objek wisata hingga 31 Mei 2020. Sultan Arief mengatakan semua langkah itu ditempuh untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Objek wisata ziarah, religi, budaya Keraton Kasepuhan, Astana Gunung Jati, Taman Goa Sunyaragi, semua kami perpanjang penutupannya sampai 31 Mei 2020," katanya.