Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan bakal menutup semua alun-alun di wilayahnya saat pergantian malam Tahun Baru. Hal itu dilakukan agar lokasi tanah lapang yang ada di lima kabupaten/kota wilayah DIY itu tak jadi ajang berkerumun warga untuk merayakan momen pergantian tahun seperti menyalakan kembang api dan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penutupan lokasi alun-alun di Yogyakarta ini juga tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021. Salah satu poin instruksinya agar pemerintah daerah menutup semua alun-alun mulai 31 Desember 2021 sampai 1 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami akan terapkan Instruksi Menteri Dalam Negeri itu, agar tidak ada kerumunan," kata Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji, Jumat, 10 Desember 2021.
Di Kota Yogyakarta setidaknya ada dua alun-alun yang mengapit Keraton Yogyakarta, yakni Alun-alun Kidul dan Alun-alun Utara. Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo juga ada Alun-alun Wates, lalu di Kabupaten Gunungkidul ada Alun-alun Wonosari. Begitu juga alun-alun di Sleman ada di Lapangan Denggung lalu di Bantul ada di Lapangan Paseban.
"Momen pergantian tahun baru, tempat-tempat di tanah lapang itu jadi favorit warga berkumpul, kondisinya akan sangat rentan terhadap munculnya klaster baru," kata Aji.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo meminta wisatawan yang datang saat libur Natal dan Tahun Baru di Yogya untuk kooperatif. "Kami minta wisatawan mau bekerjasama mencegah munculnya klaster khususnya di objek wisata dengan mematahi berbagai ketentuan," kata dia.
Ketentuan yang dimaksud, yakni menaati batas kuota kunjungan di setiap objek wisata yang kapasitasnya sudah 75 persen, menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan membawa prasyarat perjalanan berupa hasil tes negatif antigen dan bukti vaksin. "Jika kami menemukan muncul satu saja kasus positif di kawasan objek wisata, maka mau tak mau harus segera kami tutup sementara untuk tracing," kata Singgih.
Singgih pun meminta para pengelola destinasi, hotel dan restoran menerapkan protokol kesehatan dan persyaratan dengan ketat, khususnya menyaring wisatawan dengan aplikasi PeduliLindungi.