Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setahun lebih hidup dalam persembunyian, Risco Pesiwarissa kini sangat berhati-hati bila bertemu dengan orang tak dikenal. Rabu pekan lalu, tatkala ditemui Tempo di sebuah kantor di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, ia tak mau berbicara. Mantan ajudan Jhonny Allen Marbun ini baru bersedia diwawancarai setelah didampingi Andar Situmorang, pengacaranya. Berikut ini wawancara wartawan Tempo Sutarto dengan Risco.
Kenapa Anda tiba-tiba datang ke Komisi Pemberantasan Korupsi?
Saya diberi tahu keluarga saya bahwa saya menjadi buron KPK. Saya tidak bisa begini selamanya. Kalau terus jadi buron, bagaimana saya menghidupi anak-istri? Mau enggak mau, saya harus membuka semua.
Selama ini Anda bersembunyi di mana?
Saya disuruh bos pulang ke Ambon, kampung saya. Ya, saya pulang.
Bos? Siapa itu?
Pak Jhonny Allen.
Alasannya?
Disuruh istirahat dulu, pulang ke kampung. Saya diberi ongkos Rp 10 juta.
Apa kegiatan Anda selama di Ambon?
Saya di rumah saja karena saya tidak boleh keluar.
Setelah Anda pulang ke Ambon, pernah bertemu dengan Pak Jhonny Allen lagi?
Sempat ketemu di Ambon. Tapi saya sudah lupa kapan persisnya. Pertemuannya di sebuah restoran.
Dalam pertemuan itu, apa yang dibicarakan?
Pak Jhonny Allen mengatakan, ”Kalau ketangkap, bilang saja kamu yang pakai semua duitnya.”
Anda disuruh mengakui seperti itu?
Iya. Kalau Rp 1 miliar itu milik saya, saya sudah beli mobil, ha-ha-ha….
Imbalannya?
Saya dikasih Rp 5 juta.
Benarkah Anda menerima duit dari Abdul Hadi Djamal?
Duit itu saya terima dari Abdul Hanan, staf Pak Abdul Hadi. Saya terima, terus saya serahkan ke Pak Jhonny. Saya sempat mengintip isi tas hitam itu. Isinya duit rupiah dan ada mata uang asing.
Sewaktu menyerahkan tas itu, apa yang dikatakan oleh staf Abdul Hadi Djamal?
Dia bilang, ”Ini titipan dari Pak Abdul Hadi buat Pak Jhonny Allen.” Saya sebelumnya sudah diperintah Pak Jhonny agar menemui orang ini di lobi Apartemen Aston, Kuningan. Saya diperintah, ya siap, karena saya ikut dia.
Setelah itu, Anda serahkan uang itu ke Jhonny?
Langsung saya serahkan ke Pak Jhonny di depan kamarnya. Saya masuk, saya bilang ini titipan dari Pak Abdul Hadi Djamal. Saya letakkan di depan pintu.
Anda tahu duit itu untuk apa?
Saya tidak tahu. Saya tidak pernah tanya itu duit apa.
Bagaimana ceritanya Anda bisa jadi ajudan Jhonny Allen?
Saya dikenalkan saudara saya. Kemudian istri Pak Jhonny Allen menyuruh saya ikut Pak Jhonny Allen.
Apa saja tugas Anda?
Saya tidak ada status, suruh ikut saja. Tugas saya mengawal dia kalau pergi, misalnya ke DPR.
Belakangan Jhonny Allen mengaku tidak kenal Anda?
Memang dia mengelak terus. Tapi ini ada buktinya (Risco menunjukkan foto yang memperlihatkan dia sedang menggendong anak perempuan). Ini anaknya Jhonny Allen.
Anda tidak takut terjadi sesuatu setelah muncul dari tempat persembunyian?
Sekarang memang saya diancam mau dibunuh. Ada orang dekat Jhonny Allen yang bilang seperti itu ke saya. Saya tidak mau jadi buron terus, maka saya bongkar. Masak, saya mau dikejar-kejar terus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo