Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

2 Tersangka Teroris NII Asal FPI, Simpatisan Rizieq Shihab & Profil 9 Korban Wowon Serial Killer Jadi Top 3 Metro

Sebanyak 2 tersangka teroris Negara Islam Indonesia adalah simpatisan Rizieq Shihab & profil 9 korban Wowon Serial Killer jadi Top 3 Metro

22 Januari 2023 | 08.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Metro dijawarai berita Detasemen Khusus 88 Markas Besar Polri memeriksa rumah warga di RW03 Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara berinisial AS (26), terduga teroris, pada Jumat sekitar pukul 09.00 WIB. Ia diduga terlibat jaringan Negara Islam Indonesia (NII).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada posisi dua ada berita sembilan orang tercatat menjadi korban kekejian duo Wowon Erawan alias Aki yang disebut juga Wowon Serial Killer, 60 tahun, dan Solihin alias Duloh, 60 tahun, di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat. Sebagian besar korban ternyata merupakan keluarga dari pelaku, mulai dari istri, anak, hingga mertua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan di posisi tiga Top 3 Metro ada berita Nurdji 70 tahun, ayah dari SN terduga teroris yang ditangkap di kediamannya Jalan Cempaka, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan mengakui sang anak memang jarang berbaur di lingkungan tempatnya tinggal.

Tidak banyak yang dapat dilakukan Nurdji saat melihat anak tercintanya dibekuk tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror. Saat dilakukan penggerebekan Nurdji mengaku tengah berada di dalam rumah bersama istri tercinta yang baru dinikahi 3 bulan belakangan.

Berikut Top 3 Metro hari ini:

Personel Detasemen Khusus 88 Markas Besar Polri memeriksa rumah warga di RW03 Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara berinisial AS (26), terduga teroris, pada Jumat sekitar pukul 09.00 WIB. Ia diduga terlibat jaringan Negara Islam Indonesia (NII).

Menurut Ketua RW03 Sunter Agung Tubagus Sidik Jaya Permana, Jumat, 20 Januari 2023, kedatangan Densus 88 ke rumah tersebut berlangsung sekitar 30 menit disaksikan oleh pengurus RW dan RT setempat. "Saat keluar rumah, tampak satu unit komputer jinjing, alat penyimpanan data (USB), buku rekening tabungan, dan sejumlah berkas juga ikut dibawa dari dalam rumah terduga pelaku. Tidak ada senjata (api)," kata Sidik, seperti dikutip dari Antara.

Sidik mengatakan saat memeriksa rumah tersebut, AS juga tidak ikut. Menurut Sidik, polisi hanya menyerahkan satu unit sepeda motor yang dibawa AS saat berangkat bekerja di toko makanan kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Lalu Orang tua AS yang sempat kaget karena sepeda motor tersebut bisa ada di polisi, mendapat petunjuk terkait penangkapan AS dari Surat Perintah Kepolisian dan Surat Izin Penggeledahan. "Hasil pemberitahuan Densus 88 bahwa yang bersangkutan ditangkap di sekitar tempat kerjanya, persisnya saya kurang tahu," kata Sidik.

Kemudian penggeledahan berlangsung dengan disaksikan keluarga AS dan pengurus RT/RW setempat. Menurut Sidik, AS merupakan penghuni lama di lingkungan RW03.

Kendati demikian, AS kurang bersosialisasi dengan warga sekitar karena cenderung pendiam. "Kalau hasil saya bicara dengan keluarganya bahwa kalau pulang kerja yang bersangkutan juga jarang ngobrol dengan orang tuanya karena pulangnya malam," kata Sidik.

Menurut Sidik, AS alias Aris hanya tinggal bersama orang tuanya di rumah tersebut. Dia mengatakan personel Densus 88 menyebut terduga bisa saja dikembalikan ke keluarganya kalau tidak terbukti terlibat dalam jaringan tertentu berdasarkan hasil pemeriksaan.

Sehingga peristiwa penangkapan tersebut belum dulu disampaikan ke tetangganya untuk menjaga perasaan orang tua AS. "Kasihan orang tuanya sudah lanjut usia," kata Sidik menandaskan.

Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Ramadhan menyebut, ada tiga orang terduga teroris berasal dari dua jaringan berbeda, masing-masing berinisial AS, ARH dan SN, yang ditangkap pada Jumat. "Tersangka AS ditangkap di wilayah Jakarta Utara," ucap Ramadhan.

Kemudian tersangka ARH ditangkap di wilayah Jakarta Selatan, dan tersangka SN ditangkap di Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Jenderal bintang satu itu menjelaskan, tersangka AS terlibat dalam jaringan teroris NII. "Sedangkan tersangka ARH dan SN adalah buronan masuk daftar pencarian orang (DPO)," katanya.

Tersangka ARH dan SN, kata Ramadhan, masuk DPO penangkapan tindak pidana teroris pada Maret 2021. Menurut informasi yang diterima Jumat, ARH dan SN diduga berasal dari kelompok organisasi Front Pembela Islam (FPI) cabang Condet.

SN seorang terduga teroris yang dibekuk di rumahnya di Jalan Cempaka, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, rupanya berhenti bekerja sejak menjadi simpatisan Riziq Syihab. Hal tersebut diungkapkan Nurji 70 tahun yang tidak lain ayah dari SN.

SN dibekuk di kediamannya oleh Densus 88. Dalam penangkapan ini petugas juga menyita beberapa barang bukti. SN disinyalir terafiliasi jaringan teroris yang saat itu akan melakukan bom di Condet Jakarta bersama dua rekannya.

Nurji mengungkapkan anaknya tersebut memiliki 3 orang anak dari pernikahannya. Namun dirinya menyebut pernikahan sang anak sudah kandas. "Dulu kan dia sebelum cerai, punya anak juga 3  terus ya sempet kerja di bank," ungkap Nurji, Jumat, 20 Januari 2023.

Kata dia, karir sang anak juga kandas saat sang anak menjadi simpatisan pentolan FPI tersebut. "Sekarang udah enggak (kerja). Dia kan simpatisan Habib Rizieq, simpatisannya juga lebih dalam," ujarnya.

Menurut Nurji saat itu SN sempat meminta izin pada ibunda tercinta untuk berhenti bekerja. Hal tersebut dia lakukan usai menjadi seorang simpatisan. "Dia bilang sama ibunya "mah aku mau keluar dari bank" katanya kalau kerja di bank itu ribet, dijawablah sama ibunya, terserah kamulah kamu kan juga udah dewasa urusan kamu sendiri. Nah sekarang dia ngojek," sebutnya.

Sembilan orang tercatat menjadi korban kekejian duo  Wowon Erawan alias Aki yang disebut juga Wowon Serial Killer, 60 tahun, dan Solihin alias Duloh, 60 tahun, di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat. Sebagian besar korban ternyata merupakan keluarga dari pelaku, mulai dari istri, anak, hingga mertua.

Siti

Korban pertama yang dibunuh ialah Siti seorang TKW asal Garut yang didorong ke laut saat hendak menagih penggandaan uang dari Wowon.

Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Indrawienny Panjiyoga mengatakan Siti dibunuh dengan iming-iming penggandaan uang. Siti dibunuh oleh ibu mertua Wowon, Noneng, yang juga menjadi korban tewas dalam kasus ini.

"Jadi TKW ini diiming-imingi penggandaan uang oleh tersangka Solihin alias Duloh. Tetapi yang mengeksekusi Siti ini adalah Noneng atas perintah Wowon," kata Panjiyoga.

Jasad Siti ditemukan oleh warga. Siti kemudian dibawa ke kampung halamannya di Garut, Jawa Barat, dan kemudian dimakamkan.

Wiwin dan Noneng

Korban berikutnya dari partner in crime Wowon dan Solihin ialah Wiwin (istri Wowon) dan Noneng (mertua Wowon). Keduanya dieksekusi pada 2019 lalu.

Awalnya Wiwin Dan Noneng dipancing untuk datang ke rumah. Setelah itu, keduanya dibunuh dengan cara dicekik hingga tewas.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menjelaskan Wowon, Solihin, dan Dede membunuh keduanya secara satu per satu. Keduanya dibunuh dengan dicekik menggunakan kain.

"Cara membunuh, ini bervariasi, berdasarkan pengakuan tersangka ya, yang pertama menggunakan racun kemudian dicekik, yang kedua korban itu suruh datang ke rumah tersangka. Di satu sisi, almarhum Noneng dan Wiwin ini disuruh datang ke rumah tersangka, disuruh tidur, karena kan dianggap punya kemampuan supranatural, tiba-tiba dicekik menggunakan kain," katanya.

"Tidak lama korban berikutnya diantar oleh tersangka lain dengan motor jam 11 datang, dengan modus yang sama, dicekik menggunakan kain," tambahnya.

Lebih lanjut, Hengki menyebut jasad keduanya langsung dikubur dan dicor menggunakan semen. Bahkan barang pribadinya juga ikut dikubur di satu lubang di samping rumah Solihin.

Farida

Berikutnya, korban yang dieksekusi oleh Wowon dan Solihin ialah Farida. Ia tinggal bersama Wowon dan Solihin di sebuah rumah kontrakan di Kampung Babakan Curug Desa Kertajaya Kecamatan Ciranjang pada 2021 lalu.

Kepada warga, Solihin menjelaskan bahwa Farida adalah anaknya dan Wowon merupakan suami dari Farida. Selain itu ada juga seorang anak berusia 2 tahun yang tinggal bersama mereka.

Setelah lima bulan mengontrak, mereka pergi tanpa melapor kepada RT setempat. Tidak diketahui keberadaan Farida, namun polisi menemukan jenazahnya di rumah kontrakannya tersebut.

Bayu

Tidak hanya membunuh istri dan mertua, Wowon juga tega membunuh anaknya sendiri yakni Bayu yang baru berusia 2 tahun. Diduga anaknya tersebut dibunuh sekitar 2-3 bulan lalu.

Balita yang merupakan hasil pernikahannya dengan korban Ai Maimunah dibunuh dan dikubur di samping rumah Wowon di Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur.

Ai Maimunah dan 2 anaknya

Terbaru Wowon juga membunuh tiga orang dengan racun di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat pada Jumat 12 Januari 2023) lalu. Ketiganya ialah Ai Maimunah (istri Wowon) serta Ridwal Abdul Muiz dan Riswandi yang merupakan anak tiri Wowon.

Kasus kematian ketiganya juga yang menjadi awal mula kasus pembunuhan berantai ini terungkap.

Semula ditemukan ada lima orang yang mengalami keracunan, tiga diantaranya tewas dan dua korban selamat. Kedua korban selamat yakni Ayu, 5 tahun, anak dari Wowon dan Ai serta Dede yang juga menjadi salah satu tersangka kasus tersebut.

Ketiga korban tersebut informasinya akan dikubur seperti korban lainnya. Bahkan Wowon diketahui sudah menyiapkan lubang di kontrakan tersebut untuk mengubur para korban.

Ketiganya dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Sudimampir, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur.

Halimah

Polda Metro Jaya kembali mengungkap salah satu korban dari aksi keji Wowon dan dua tersangka lainnya. Korban tersebut ialah Halimah, istri Wowon yang juga ibu kandung dari Ai Maimunah.

Sebelum menikahi Ai, Wowon menjalin ikatan pernikahan dengan Halimah. Namun setelah Halimah meninggal dunia, pelaku menikahi anak tirinya.

Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan Halimah dibunuh oleh Solihin alias Duloh di rumahnya di Desa Babakan Mande, Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Halimah dibunuh oleh Solihin alias Duloh saat berobat kepadanya.

"Orang-orang ini kan tahunya Solihin itu suka memberi pengobatan supranatural. Nah, Halimah ini dibunuh sama si Solihin ketika sedang berobat," ucapnya.

Namun belum terungkap kapan Halimah dibunuh oleh pelaku. Diduga pembunuh dilakukan beberapa tahun lalu, mengingat pernikahan Wowon dengan Ai sudah menghasilkan dua anak dengan yang paling tua berusia 5 tahun.

Nurdji 70 tahun, ayah dari SN terduga teroris yang ditangkap di kediamannya Jalan Cempaka, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan mengakui jika sang anak memang jarang berbaur di lingkungan tempatnya tinggal.

Tidak banyak yang dapat dilakukan Nurdji saat melihat anak tercintanya dibekuk tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror. Saat dilakukan penggerebekan Nurdji mengaku tengah berada di dalam rumah bersama istri tercinta yang baru dinikahi 3 bulan belakangan.

Namun, terkait sulitnya sang anak SN bersosialisasi di lingkungan Nurdji tidak menampik hal tersebut. Menurutnya, memang sejak dahulu sang anak jarang berkumpul dengan teman di lingkungannya. 

"Yang saya lihat kan pergaulan dia sama orang orang sini memang kurang ya. Tapi memang saya juga kerja, kebanyakan di luar jadi sibuk," ujarnya saat dijumpai Tempo di rumahnya, Sabtu, 21 Januari 2023.

Ia menceritakan, semasa hidupnya dia memang terbilang sibuk. Apalagi ia bekerja sebagai teknisi di sebuah maskapai penerbangan. 

Nurdji mengakui memang kurang bersama anak-anak tercintanya. "Mungkin saya juga nemenin dia di rumah hanya separuh hidupnya. Yang di rumah ya ibunya," ujarnya pilu.

Nurdji mengatakan ibu kandung SN meninggal pada tahun lalu. Sejak itu ia memutuskan untuk kembali meminang seorang wanita untuk menemaninya di usia senja.

"Ibunya baru meninggal setahun lalu. Jadi istri saya yang sekarang tidak tahu apa-apa karena hanya ibu sambung dari dia. Baru 3 bulanan menikah," sebutnya.

Saat digerebek kemarin, tambah Nurdji, ia berkomunikasi dengan pihak Kepolisian bahwa sang istri tidak mengetahui apa pun ihwal SN. "Dan, saya sudah bilang sama polisi yang menangkap bahwa memang ibunya tidak tahu apa-apa. Banyak polisi yang menangkap dia," kata Nurdji.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus