Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Balada satun dan saun

''kasihan saun lama di penjara. siapa yang memberi kami makan?'' tanya satun tentang nasib adiknya sekaligus ayah bakal bayi yang dikandungnya.

11 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI kisah dua saudara kandung, Satun, 23 tahun, dan Saun, 20 tahun. Mereka tinggal di gubuk reyot berlantai tanah di Desa Parikesit, Wonosobo, kawasan Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Satun, anak ketiga, dan Saun, anak keempat dari enam bersaudara hidup bersama ibu mereka, Satin, dan ayah mereka, Imroni. Dulu Imroni menjadi tulang punggung keluarganya. Kini, lelaki berusia 60 tahun dan tak bisa baca tulis ini tak kuat lagi memburuh tani. Tugasnya lalu dialihkan pada Satun dan Saun. Selain mesti mengasapi dapur, mereka yang bekerja di pertanian tetangga itu harus pula membiayai sekolah adik-adiknya di SMP dan SD. Imroni senang menyaksikan anak perempuannya, Satun, dan anak lelakinya, Saun, bahu-membahu dan rukun. ''Mereka tak pernah bertengkar, berangkat dan pulang kerja tetap bersama,'' kata Imroni, kakek empat cucu, kepada TEMPO. Ternyata, yang terjalin antara Satun dan Saun tak hanya sebatas kakak dan adik. Hubungan mereka mengental sebagai sepasang kekasih. Dan di suatu malam di bulan puasa Maret lalu, Saun masuk ke kamar kakaknya. Satun terjaga dan merasakan rabaan di bagian tubuhnya. Gadis jebolan kelas 3 SD itu mengenali suara napas adiknya, dan membiarkan polah si adik. Kejadian pada malam itu bukan yang pertama dan terakhir. Satun dan Saun melakukannya lagi berkali-kali. Akibatnya, tiga bulan kemudian, ketika berteduh dari hujan di sebuah gubuk di tengah ladang, Satun mengeluh sudah tiga bulan tak haid. Dan di perutnya ada sesuatu yang aneh. Satun mengandung anak Saun. Ia minta agar adiknya bertanggung jawab membesarkan dan membiayai bakal bayi yang kelak lahir. Saun menolak. Pemuda tamatan SD itu memilih bakal bayinya dienyahkan dengan perantara dukun. Usul itu ditolak Satun. Saun lalu menawarkan usul lain: kakaknya yang belum punya pacar itu dicarikan calon suami. Kembali Satun menolak, dan ini menyulut pertengkaran antara keduanya. Geram campur bingung, Saun kemudian meloloskan parang yang biasa dibawanya, dan menusukkan ke perut Satun. Darah membasahi badan Satun dan membuatnya pingsan. Mengira Satun tewas, Saun meninggalkan tubuh kakaknya dan kembali ke rumah. Di rumah, Saun bercerita bahwa Satun pergi sendiri entah ke mana. Tapi sandiwara Saun terbongkar dua jam kemudian, yakni ketika para peladang lain menemukan Satun luka parah menurut dokter, kandungan empedunya robek akibat tusukan meski masih bernapas. Mereka membawa Satun ke rumah sakit dan melapor ke polisi. Saun akhirnya harus mempertangungjawabkan perbuatan kriminalnya pada Pengadilan Negeri Wonosobo. ''Saya waktu itu khilaf dan malu kalau kelak orang tahu saya menghamili kakak saya sendiri,'' ujarnya. Di hadapan hakim, pemuda bertubuh pendek kekar itu mengakui perbuatannya dan berjanji akan merawat bayi hasil hubungannya dengan Satun. ''Saya mohon dihukum yang ringan, Pak Hakim,'' katanya. Atas perbuatan penganiayaan dan percobaan pembunuhan tersebut, Selasa pekan lalu, Saun divonis lima tahun penjara. Sebagaimana Saun menerima keputusan hakim, keluarganya menerima derita yang dialami mereka. ''Kasihan Saun kalau lama di penjara. Siapa yang akan memberi kami makan?'' tanya Satun tentang nasib adiknya sekaligus bapak bakal bayi yang kini berusia tujuh bulan di kandungannya itu. ''Dan bagi saya, Saun tetap anak saya,'' komentar Imroni mengenai jalan kehidupan yang menimpa keluarganya itu. Rustam F. Mandayun dan Heddy Lugito

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus