Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Batu Loncatan Serba Gelap

Kep. riau dijadikan pintu masuk imigran gelap para hoa kiaw. banyak orang hoa kiaw berada di bandung dan tegal. kantor imigrasi belakang padang kurang selektif memberikan surat keterangan paspor. (hk)

23 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGELOLA daerah kepulauan seperti Riau memang tak mudah. Terutama karena amat dekatnya kawasan republik itu dengan Singapura (3 -4 mil). Bahwa Riau adalah salah satu pintu masuk imigran gelap, suka tak suka sukar dibantah. Khususnya yang berkaitan dengan adanya perembesan para Hoa Kiaw, yang masih cukup banyak menanti kesempatan kembali ke Indonesia dan kini bermukim seperti di Singapura dan Hongkong. Di pulau Sambu misalnya sudah beberapa kali kedapatan usaha memasukkan mereka lewat kapal-kapal penumpang yang punya trayek tetap Tg. Pinang-Sambu-Singapura. Walaupun yang kepergok di sana tak seluruhnya Hoa Kiaw. Tapi kabar terakhir yang lebih bisa dipegang adalah berhasilnya diciduk seorang yang dicurigai sebagai kaki tangan utama sebuah sindikat penyelundupan imigran gelap. Pembongkaran komplotan ini berkat kerjasama antara fihak Imigrasi Tg. Pinang dan Komres 404 Polri Kepulauan Riau. "Orang ini merupakan kunci buat membongkar jaringan penyelundupan imigran gelap di kawasan ini", kata drs Bambang Darundrio, Dan Res 4W Kepulauan Riau kepada TEMPO. Sapa orang itu? Sayang Dan Res yang Letkol itu belum bisa bicara banyak. "Masih dalam proses" tambahnya. Begitu juga A.S. James SH, Kepala Kantor Imigrasi Tg. Pinang. "Nanti kami beritahukan kalau sudah sip", kilah James. Ini bukan berarti fihak Imigrasi masih meraba-raba dalam kasus ini. Konon cukup banyak bukti yang sudah dikantongi James. Paspor Jakarta Namun dari sumber lain yang berhasil dikumpulkan TEMPO, ternyata orang tersebut adalah seorang WNI keturunan Cina dengan domisili tetap Jakarta. KS alias TTS berusia 32 tahun, pada 6 September kemarin datang dari Jakarta ke Tg. Pinang atas perintah atasannya untuk mengecek situasi. Kemudian ia segera berangkat ke Singapura via Belakang Padang. Ia mengantongi paspor dari kantor Imigrasi Jakarta tapi eksit di Belakang Padang. Apakah biasa begitu? Menurut kalangan yang dekat dengannya, kejadian demikian bukan hal yang luar biasa buat Kantor Imigrasi Belakang Padang. Naas buat KS, jejaknya tercium oleh fihak Imigrasi Tanjung Pinang. Sekitar jam 23.30, 7 September, ia diciduk di tempat menginapnya di sebuah hotel Tanjung Pinang. Dari tangannyalah fihak Komres dan Imigrasi berhasil memperoleh keterangan sehubungan dengan sepak terjang mereka, sejak April 1975. Konon sindikat mereka ini sudah memasukkan cukup banyak imigran gelap yang Hoa Kiaw, dan sampai kini aman berada di Bandung dan Tegal. Tapi ternyata, KS bukan pula merupakan orang penting dalam organisasi itu. Masih ada figur lain. Satu di antaranya AE alias EKS, juga seorang WNI. Orang ini dikabarkan berada di Jakarta, meskipun tidak mempunyai alamat menetap yang pasti. Namun, AE lama tinggal di Kepulauan Riau sehingga menguasai betul medan tempat operasinya. AE juga diduga punya hubungan dengan banyak fihak terutama di Belakang Padang. Sumber TEMPO lainnya menyebutkan bahwa komplotan AE cs ini, merupakan bagian dari sebuah sindikat besar yang sudah bertahun-tahun menangani perkara ini. Mereka mempunyai jaringan kerjasama dengan beberapa biro perjalanan di Singapura dan Hongkong, satu di antaranya biro jasa perjalanan di jalan Sayid Alwi Singapura. Adakah komplotan ini punya sangkut kait dengan Mr. Big, seorang warganegara Indonesia, pedagang yang punya relasi luas di Singapura dan tertangkap di sana, seperti diberitakan The Straits Times beberapa bulan lalu? Sebab, Tuan Besar ini dicurigai sebagai otak dari sebuah sindikat imigran gelap, yang terbesar dan rapi kerjanya. Meskipun baru sekarang berhasil diciduk, namun fihak Kepolisian di sana sudah mencium jejaknya sqak 2 tahun lalu. Data komplit mengenai Mr Big ini memang belum terbetik, kecuali kegiatannya seperti dilaporkan koran Singapura itu adalah memasukkan orang-orang gelap melalui kawasan Belakang Padang. Dugaan sementara menyebutkan bahwa yang dimasukkan itu terutama adalahpekerja-pekerja gelap dari Indonesia yang memburu pekerjaan kasar di sana. Namun tak disebutkan, adakah sindikat Mr Big ini mengeluarkan juga imigran gelap dari kawasan pasir panjang atau Sembawang. Tapi banyak fihak berpendapat bahwa operasi Mr Big itu bukan hanya menjadikan pekerja gelap sebagai sasaran utama. Sebab diperhitungkan dari segi keuntungan jauh lebih kecil dari hasil meloloskan para Hoa Kiaw. Seorang pekerja gelap misalnya, hanya membayar 350 dolar untuk diseberangkan tapi seorang Hoa Kiaw mencapai harga 6 kali lipat. Lebih jauh sumber TEMPO mengungkapkan, bahwa masalah penyelundupan pekerja gelap ataupun usaha pemboncengan lewat kapal-kapal penumpang, hanya sebagai usaha memecah perhatian para petugas dari kerja utama mereka. Sebab jalan yang paling efektif dan aman buat meloloskan para Hoa Kiaw yang diperkirakan berjumlah ratusan orang yang akan dilompatkan ke Indonesia itu adalah melalui operasi speed boat yang berkecepatan tinggi (50--80 Pk). Karena itu dugaan AE cs mempunyai sangkut kait dengan Mr Big cukup kuat. Selain basis operasi mereka sama yaitu daerah Belakang Padang, tapi juga komplotan AE cs dianggap merupakan mata rantai yang akan memproses penyelesaian para Hoa Kiaw yang berhasil diseberangkan untuk memperoleh beberapa dokumen resmi lainnya dalam perjalanan mereka ke daerah daerah di Jawa. Tapi inipun belum komplit. Sebab disinyalir di daerah Batam masih ada 2 komplotan penyelundup imigran gelap lainnya. Satu di antaranya, biangnya, belum lama ini dikabarkan menceburkan diri ke laut, ketika diuber oleh fihak kepolisian Singapura. J alias YAH, penyelundup yang cukup beken namanya di Riau itu sampai kini hilang tak ketahuan nasibnya, sementara beberapa kawannya berhasil digaet fihak Kepolisian Singapura berikut hampir 20 orang imigran yang tak sempat dikaburkan ke luar perbatasan. Kebobolan Namun yang tak kalah pelik dipersoalkan adalah dugaan bahwa kantor Imigrasi Belakang Padang kabarnya telah kebobolan oleh ulah para otak penyelundupan manusia ini. Ini tak lain akibat mudahnya proses memperoleh paspor, terutama yang disebut "Surat Keterangan yang berlaku laksana paspor" itu. Yaitu lembar kertas resmi berlaku sebagai paspor untuk masa 1 tahun. Masalahnya fhak Imigrasi di Belakang Padang tampaknya tak begitu selektif dalam memberikan surat keterangan berharga ini. Penduduk mana saja bisa mendapatkan paspor di kantor Imigrasi ini. Kesempatan ini tampaknya merupakan jalur yang dimanfaatkan dengan baik oleh para biang penyelundupan imigfan gelap itu. Sebab dengan mengantongi kertas berharga itu mereka bisa beberapa kali bulak balik ke Singapura sebagai usaha menghapus jejak. Selain itu, dengan paspor itu mereka telah pula dilegalisir sebagai penduduk republik ini, meskipun dengan status WNA. Toh setelah mereka bisa masuk ke kawasan lain di Indonesia, mereka mungkin bisa memperoleh keterangan resmi lainnya. Memang belum terbetik kabar, berapa jumlah mereka yang berhasil bersalin bulu liwat cara ini, sementara fihak Imigrasi Belakang Padang tak pula merasa dikibuli. Cuma agaknya yang rada pusing dan mengandung rasa penasaran adalah, fihak Imigrasi Tanjung Pinang sendiri. Sebab, bagaimana pula senang hati melihat sekian banyak penduduk Tg. Pinang beramai-ramai memburu paspor di Belakang Padang, sementara kantor Imigrasi Tg. Pinang bagai tak diambil perduli. Bahayanya, kalau sampai terbukti bahwa dari sekian banyak penduduk Tg. Pinang yang mendapat paspor Belakang Padang itu ternyata orangnya tak pernah ada, tapi hanya pinjam alamat saja. Inilah agaknya yang mau diusut, setidaknya buat memastikan bagaimana jejak perjalanan para Hoa Kiaw itu dalam menjadikan Kepulauan Riau sebagai batu loncatan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus