CINTA RAHASIA
Sutradara: Lukman Hakim Nain Cerita: YudiAstono Tjahaya
Produksi: PT. Bhaskara Indah Cine Production
***
UCAPAN Wim Umboh bahwa sebagian besar cerita untuk film
Indonesia dikarang oleh para produser, tidak bisa dikatakan
seluruhnya benar. Bukan lantaran cerita "karangan" produser itu
memang cuma jiplakan dati satu atau beberapa film impor, tapi
terutama karena cerita yang diaku sebagai milik sang produser
itu sesungguhnya barulah sebuah ide cerita.
Contoh: dokter Harun adalah seorang dokter yang sukses sebagai
ahli bedah. Ia amat sibuk hingga isteri dan anaknya kurang dapat
kesempatan. Tapi ini dokter sempat punya waktu untuk seorang
pasien wanita yang putus asa dan nyaris bunuh diri kalau tidak
lantaran kesigapan dokter Harun. Wanita ini kemudian ditampung
oleh sang dokter di sebuah rumah kontrakan. Waktu dokter Harun
kemudian terbagi dua saja, rurmah sakit dan wanita bekas pasien
itu. Singkat cerita, wanita ini hamil, dan isteri dokter Harun
juga kehabisan kesabaran lalu membongkar masa lalu Harun ketika
masih miskin. Harun marah, sempat mencuri kekayaan isterinya,
menjatuhkan mobil ke jurang untuk menghilangkan jejak, kemudian
melarikan diri dengan waita yang telah.dihamilinya itu ke kota
lain. Selanjutnya ia hidup sebagai buron, untuk akhirnya ia
bertemu kembali dengan anak-anak serta isterinya yang telah
kawin dengan dokter teman sejawatnya di rumah saki dahulu".
Mana bisa yang beginian disebut cerita, apa lagi cerita untuk
film. Dibolak-balik macam apa pun, ini tidak lebih dari sebuah
ide yang bukan tidak mungkin bisa dikembangkan untuk jadi sebuah
cerita yang memikat.
Kepala, Waktu, Uang
Nah di situ pulalah soalnya. Untuk membuat cerita yang memikat
dari sebuah ide yang terlalu banyak maunya, diperlukan kepala,
waktu dan uang. Kepala untuk berpikir dan menimbang-nimbang,
waktu untuk bekerja dan menyelidiki keadaan sebenarnya. Dan uang
tentu sudah ketahuan gunanya. Mungkin lantaran salah satu dari
ketiganya yang tidak dimiliki, maka ide mentah itu sajalah
akhirnya yang dibuat film. Dan boleh dibilang bahwa kejadian
maam beginian sudah jadi ciri yang amat khas dari film-film
buatan Indonesia. Contoh terbaru adalah film: Cinta Rahasia.
Memang tidak mustahil bahwa seorang dokter ahli (dimainkan oleh
Fadli) terlalu dibebani kesibukan sehingga isteri (Muriani
Budiwan) dan anak-anak kurang mendapat kesempatan. Mengapa pula
tak mungkin ia sebenarnya sudah bosan dengan isterinya? Dan
sementara latar psikologis kehidupan rumah-tangga kurang jelas,
kurang diketahui pula dokter macam apa dia, di kota mana ia
praktek, dan zaman mana ia hidup. Kalau di Jakarta sekarang,
dokter macam itu sudah jadi cerita para mahasiswa kedokteran
yang lagi istirahat di depan kamar bedab rumah sakit. Apa pula
itu gelar dokter teladan? lni gelar sungguh cuma angan-angan
orang yang cuma sering lewat di depan Fakultas Kedokteran, yang
letaknya tidak berjauhan dari rumah sakit tempat praktek.
Dan itu keluarga Rozak yang dititipi Mila (Lenny Marlina) apa
pula ceritanya? Siapakah mereka? Sejak umur berapakah Mila di
sana? Bagaimana hubungan keluarga Rozak dengan keluarga Mila?
Siapa yang mendidik Mila main piano dan menyanyi? Sejumlah
pertanyaan masih harus dikemukakan untuk bisa mendudukkan soal
percobaan pemerkosaan atas diri Mila oleh Rozak. Dan masya
Allah, begitu tololkah nyonya Rozak untuk lagsung mengusir Mila
-- mendakwanya sebagai pelacur murah yang mengganggu rumah
tangganya -- sedang dengan kedua belah matanya ia melihat
suaminya menindih seorang wanita muda yang meronta-ronta.
Wah, Wah . . .
Dokter kita yang ahli dan amat sibuk itu. Apa pula fasalnya maka
ia perlu mengejar Mila yang melarikan diri dari rumah sakit?
Wah, wah, pakai terjun dari jembatan yang tinggi segala. Dan itu
pencurian permata milik isterinya pakai obat bius segala --
untuk ongkos melarikan diri dengan Mila yang telah mengandung,
bagaimana pula urusannya? Ini dokter nampaknya suka nonton film
detektif picisan dengan bandit murahan yang suka menyamar untuk
menghilangkan jejak, meski pun nyaris tertangkap polisi yang
untungnya cuma menguber penjual narkotik yang ternyata juga
konyol meski bersenjata.
Dalam keadaan hidup sulit sebagai buron, simpanan menipis. Mila
memutuskan bekerja. Hebatnya pula, meskipun di Indonesia
kabarnya tidak mudah dapat pekerjaan, ini Mila lantas saja dapat
kerja sebagai penyanyi utama di sebuah klub malam di Surabaya.
Jangan tanya di mana ia belajar menyanyi dengan band sembari
melenggok-lenggok meyakinkan di tengah tamu yang asyik berdansa.
Dan karena ini memang cuma film, tidak usah pula jadi heran jika
kedua anak dokter Harun di Jakarta di akhir film sudah pindah
pula ke Surabaya -- tidak berkembang fisik mau pun tingkah
lakunya. Kendati masa telah berkembang melampaui paling sedikit
sekitar 5 tahun.
Diam
Maka kalau ada yang langsung bisa dinikmati penonton klas bawah
dari film ini sudah tentu cuma nasehat-nasehat yang lebih mirip
khotbah dari hampir semua pemain. Terhadap hubungan keluarga
yang kurang harmonis, ayah (Kusno Sudjarwadi) memberi nasehat
tentang perlunya saling pengertian. Terhadap Mila yang mau bunuh
diri, dokter Harun berbicara mengenai jeleknya putus asa.
Terhadap Harun yang meninggalkan keluarganya, Mila menasehatkan
tentang perlunya lelaki itu kembali ke anak isterinya mengingat
pentingnya menjaga kelanjutan rumah tangga yang ada. Dokter Tejo
yang telah memperisterikan nyonya dokter Harun juga tidak mau
ketinggalan memberi nasehat. Tanpa dijelaskan soal tidak
lahirnya seorang, atau lebi'n, manusia dari perkawinan dokter
Tejo dengan bekas isteri Harun, ini Tejo lantas saja rnendapat
perintah dari sutradara untuk menawarkan isterinya untuk
diterima kembali oleh Harun. Ini isteri malah dimaki-maki dan
dicekik oleh bekas suaminya. Dan Tejo tinggal diam.
Walhasil, film ini betul-betul bagus. Tapi bagusnya sebagai
contoh yang dibikin oleh para pedagang yang lantaran cukup punya
uang hingga bisa menyewa sejumlah karyawan dan pemain film. Dan
yang disebut produser film di Indonesia kebanyakan macam
beginian. Sudah tidak mengherankan jika kebanyakan film nasional
memang lebih baik ditonton setelah mencopot batrai otak kita
terlebih dahulu. Kalau bisa, sambil tidur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini