Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETELAH lengser sebagai orang nomor dua di negeri ini, Jusuf Kalla masih memiliki berbagai peran. Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini masih intens mengawal pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia. Meskipun tak lagi menjabat ketua dewan pengarah pembangunan kampus itu, Kalla berperan sebagai Ketua Majelis Wali Amanat UIII.
Proyek itu diwarnai kejanggalan. Terutama, terkait dengan pengalihan status kepemilikan lahan seluas 142,5 hektare milik Radio Republik Indonesia tersebut. Kalla disebut-sebut mendorong lahan itu bisa segera berpindah ke Kementerian Agama. Pengalihan lahan itu mengakibatkan RRI tak lagi memiliki siaran analog atau shortwave untuk siaran internasional. Kalla menyatakan sebagian besar lahan itu menganggur karena tidak digunakan. “Di luar sana beredar informasi yang membodohi masyarakat soal peralihan lahan ini,” katanya.
Tak hanya dalam proyek pembangunan UIII, nama Kalla juga muncul dalam gejolak kepemilikan Bukopin yang sedang kesulitan likuiditas. Ia disebut turut melobi pemerintah, hingga menemui presiden Joko Widodo, agar mau membantu Bukopin, bank yang 23 persen sahamnya dimiliki sang adik ipar, Aksa Mahmud.
Pada Kamis, 25 Juni lalu, Kalla menerima wartawan Tempo, Khairul Anam, Mustafa Silalahi, dan Riky Ferdianto, serta fotografer Taufan Rengganis, di rumah pribadinya, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan. Selama sekitar dua jam, ia menjelaskan duduk perkara RRI dan Bukopin, termasuk pertemuannya dengan presiden.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo