Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

BNPT dan Densus 88 Sebut Kemenangan Taliban Dipakai untuk Sarana Propaganda

Dampak kemenangan Taliban disebut akan menjadi inspirasi kelompok radikal teroris di Indonesia.

29 Agustus 2021 | 06.36 WIB

Anggota pasukan Taliban berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan dengan memegang senapan M16 di Kabul, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Senapan M16 memiliki jangkauan efektif 400-500 meter. REUTERS/Stringer
material-symbols:fullscreenPerbesar
Anggota pasukan Taliban berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan dengan memegang senapan M16 di Kabul, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Senapan M16 memiliki jangkauan efektif 400-500 meter. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigadir Jenderal Edy Hartono mengatakan momen kemenangan Taliban dipakai untuk sarana propaganda kelompok terorisme.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sarana untuk menstimulus, untuk memframing jaringan terorisme,” kata Edy dalam diskusi daring bertema Taliban Berkuasa: Menakar Dampak Bagi Indonesia, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Edy mengatakan, propaganda ini dilakukan tidak hanya kelompok Jamaah Islamiyah, tapi kemungkinan juga oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kelompok tersebut, kata Edy, menjadikan kemenangan Taliban sebagai momen untuk bangkit dengan narasi atas nama agama.

Meski kelompok tersebut tidak berhubungan langsung dengan Taliban, Edy mengungkapkan ada kekhawatiran peristiwa di Afghanistan menjadi inspirasi bagi mereka yang menganggap pemerintah tagut untuk mengambil alih kekuasaan.

Direktur Pencegahan Densus 88 Antiteror Polri Komisaris Besar Rosidi membenarkan bahwa dampak kemenangan Taliban akan menjadi inspirasi kelompok radikal teroris di Indonesia.

“Yang perlu diwaspadai terkait kemenangan Taliban ini menjadi inspirasi bagi kelompok radikal teror. Kalau di Taliban bisa, kenapa di kita enggak bisa,” ucap Rosidi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, BNPT terus membangun narasi kebangsaan, kebhinekaan, dan Pancasila agar tidak kalah dari konten radikal terorisme. Adapun antisipasi yang dilakukan Densus 88 menangkap sekitar 365 terduga teroris, dengan 100 di antaranya merupakan kelompok JI.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus