Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Dari mana datangnya gergaji

10 napi salemba kabur, membobol jeruji dengan gergaji, handuk dan sarung. donald simauw alias odon, 30, dituding otak pelarian. baru 2 orang yang tertangkap. diduga ada kerjasama dengan orang dalam.(krim)

20 September 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA bisa, sepuluh penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Salemba itu lolos, masih belum terungkapkan benar. Sementara hingga awal pekan ini baru dua pelarian yang ditangkap kembali. Ingo Sihite, 24, dan Harun, 23, yang dihukum 7 dan 12 tahun, karena tersangkut perkara narkotik. Ingo dibekuk di rumah salah seorang kerabatnya, di daerah Kampung Melayu Timur, Jakarta Timur, Kamis pekan silam, saat tidur siang. Sedang Harun diringkus di kolong tempat tidur rumahnya, di kawasan Kebon Kacang,Jakarta Pusat, sehari kemudian -- tiga hari setelah polisi salah tangkap Harun yang lain, yang konon orang kurang waras. Selasa pekan silam, di pagi yang hujan, sepuluh orang itu membobol jeruji kamar mandi di blok O, lantas satu per satu meloloskan diri lewat lubang yang hanya muat satu orang. Berjalan mepet tembok, kesepuluh tahanan ini menuju menara pos penjagaan no. 4. Membongkar paksa pintu besi, lalu naik ke puncak menara lewat tangga yang ada. Dari situ mereka turun melalui kain sarung dan handuk yang disambung-sambung. Itulah rekonstruksi pelarian, menurut pihak Rutan Salemba. Adalah Donald Simauw, 30, alias Odon yang dituding otak pelarian ini. Residivis yang pernah masuk tujuh kali ini memang tercatat sebagai tahanan yang sangat sering kabur dari penjara. Perampok yang tak pernah segan melukai korbannya ini pernah melarikan diri ketika ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusa Kambangan dan Tangerang. Pria ganteng yang tubuhnya penuh tato ini juga gemar memeras. Dan kebiasaannya ini berkelanjutan terus walau tembok penjara telah mengungkungnya. Di Rutan Salemba, umpamanya, tahanan atau napi lain jeri berhadapan dengan Odon. Cukup satu kali ngomong, maka keinginannya akan segera didapat. Ia juga terkenal royal dan jarang mau makan nasi penjara. "Dia sering beli atau menerima kiriman. Odon hampir tiap hari menerima kunjungan keluarga, teman, atau pacar-pacarnya," kata sebuah sumber yang punya hubungan erat dengan Rutan Salemba. Sebenarnya, Odon direncanakan akan dipindahkan ke LP Cipinang. Tapi rencana itu batal. Seminggu menjelang pelarian, lelaki yang entah berapa istrinya itu terlibat perkelahian dengan tahanan lain. "Soal biasa, berebut kekuasaan. Akhirnya lawan berkelahi Odonlah yang dikirim ke Cipinang," tambah sumber tersebut. Mengapa bukan Odon yang dipindahkan, sumber tersebut menduga, "Ada orang dalam tak ingin kehilangan dia." Dugaan itu bukannya tanpa dasar. Misalnya, tanpa keterlibatan orang dalam, sangat sulit para pelarian itu memperoleh gergaji, yang mereka gunakan untuk menjebol jeruji kamar mandi. Dan mengapa pula saat pelarian tepat pada waktu pos penjagaan kosong melompong. Ada yang mengatur? Rutan Salemba, yang luasnya 4 ha dan berbentuk segi lima, mempunyai lima pos penjagaan pada setiap sudutnya. Tidak semua pos dijaga. Sebelum Mei tahun ini, pos 2-3-4, yang berbatasan dengan perumahan penduduk sekitar, selalu diisi, karena dianggap rawan. Sedang pos 1 dan 5 dibiarkan kosong, karena gampang dipantau dari pintu gerbang. Tapi lewat pintu gerbanglah, 32 tahanan hengkang, awal Juni tahun silam sampai kini sembilan pelarian belum tertangkap. Belajar dari pengalaman itu, formasi penjagaan diubah. Pos 1-3-5 kini diisi, sedang pos 2 dan 4 dianggap bisa dipantau melalui pos-pos tetangganya. "Sampai sekarang kami belum tahu apakah pelarian itu karena kelalaian petugas, atau karena sesuatu di luar kemampuan manusia. Tapi kami tak menutup kemungkinan adanya kerja sama dengan orang dalam," kata Kepala Koordinator Pemasyarakatan (Korpas) Kanwil Depkeh DKI, Anwar Bachtiar, kepada Saya di dari TEMPO. Dari segi ketenagaan, Anwar menilai Rutan Salemba itu memang kekurangan petugas. Kini sekitar 160 orang bertugas di situ, sedangkan jumlah tahanan 745 orang. "Dengan dua kali aplus, masing-masing 16 orang, berarti setiap orang harus mengawasi 46 orang," tambahnya. Jumlah petugas memang dibagi menjadi 10 regu. Idealnya, kata sebuah sumber, satu regu terdiri dari 30 petugas, baru aman. Namun, berapa pun jumlah petugas, yang pastl, tanpa disiplin tugas apakah artinya. Bukan baru sekali ini Salemba kebobolan. Erlina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus