CERITA yang dialami Elly Elindah, 21, bagaikan roman yang biasa ditemui dalam novel-novel pop. Pernah menjadi primadona di klub malam Tropicana, wanita yang semula bertubuh sintal dan berhidung mancung itu kini berubah menjadi wanita dengan wajah mengerikan. Segala keindahan tubuhnya berakhir, tiga tahun lalu, ketika dua orang lelaki memasuki kamar tidurnya dan menyiram wajahnya dengan air keras. Salah seorang dari lelaki yang tega menghancurkan hidupnya itu, Nanang Suryana, 21, telah divonis hakim dengan hukuman 3 tahun 6 bulan penjara. Bahkan Nanang sekarang sudah selesai menjalani hukuman. Tapi seorang wanita yang menjadi otak kekejaman itu, Nyonya Rita, baru bulan lalu bisa dijamah tangan-tangan hukum. Rita, ternyata, menurut keterangan saksi-saksi, nekat menyuruh kedua lelaki itu menghancurkan Elly karena cemburu. Rupanya, Elly diketahui nyonya tadi berhubungan intim dengan suami Rita. Dilahirkan dari ayah keturunan India dan ibu dari Jawa, Elly bagaikan dirundung malang. Ketika ia berusia tiga tahun, ayahnya meninggal dunia. Masih duduk di bangku SD, Elly dikawinkan ibunya. "Waktu itu saya belum tahu apa-apa karena itu, perkawinan saya hanya berumur dua bulan," ujar Elly. Setelah cerai, dengan penghasilan sebagai penjahit, ia berhasil menamatkan sekolahnya sampai SMP. Setelah itu, perjalanan hidup membawa janda muda itu ke Ibu Kota. Seperti bisa diduga, ia pun terdampar di klub malam Tropicana. Di kota metropolitan ia sempat berpenghasilan Rp 2 juta sebulan, dan berlibur sampai ke Jepang. Tapi di Jakarta pula ia mengenal seorang lelaki, Rusli - bukan nama sebenarnya. "Dalam seminggu Pak Rusli bisa menemui saya sampai tiga kali," ujar Elly yang mengaku kenal lelaki itu di luar tempat kerjanya. Begitulah, sampai akhirnya hubungan cinta mereka tercium istri Rusli, Rita. Nyonya yang merasa dibohongi suaminya itu mendatangi Elly di tempat pondokannya dan mengancam. "Mulai detik ini hubunganmu. dengan Rusli putuskan saja. Bila tidak, akan aku habisi nyawamu," ujar Elly menirukan wanita itu. Sejak saat itu, Elly mengaku mencoba menghindari Rusli. Tapi malapetaka itu toh datang juga. 23 Maret 1982 malam, dua orang lelaki, yang mengaku bernama Joni dan Parman, mencarternya di Tropicana sampai pukul 2 pagi. Setelah Tropicana tutup, kedua lelaki itu menawarkan diri untuk mengantar Elly pulang ke rumah. Tapi Elly menolaknya. Menjelang dinihari, Elly sampai di tempat tinggalnya di Bendungan Hilir. Ketika pramuria itu pulas tertidur pukul lima pagi, Nanang Suryana bersama Parman - kini buron - memasuki kamar tidurnya. "Wah, saya terkejut setengah mati. Tahu-tahu kedua orang itu ada di kamar tidur saya, padahal saya tidur hanya dengan celana dalam dan selimut saja," kata Elly. Begitulah, semuanya terjadi dengan cepat. Kedua lelaki itu, ketika itu, menyergap Elly dan menuangkan air keras dari botol yang dibawanya. Dengan luka-luka bakar di wajahnya, ia dilarikan ke rumah sakit. Empat hari kemudian, cerita Elly, ketika seluruh tubuhnya masih dibalut, Nyonya Rita mendatanginya. Pada waktu itu, katanya, Rita berucap, "Saya puas dendamku sudah terkabul. Sebentar lagi laki-lakinya akan kebagian." Elly kontan berteriak memanggil keamanan, sehingga Nyonya Rita buru-buru meninggalkan ruangan itu. Selama setahun, ia mengaku menginap di rumah sakit itu dengan biaya Rp 10 juta. Untuk itu, ibunya di Surabaya terpaksa menjual rumahnya, selain bantuan dari Tropicana sebesar Rp 750 ribu. Kini ia memang sembuh kembali. Tapi kecantikannya telah lenyap. Hidungnya yang dulu mancung tidak ada lagi bekasnya. Begitu pula kulit mukanya keriput seperti bekas terbakar. Satu-satunya harapan adalah keadilan. Selama tiga tahun ia menunggu Nyonya Rita diseret ke meja hijau. Anehnya, walau Nanang telah mengaku disuruh Nyonya Rita melakukan penganiayaan itu, toh wanita itu tetap saja tidak diadili. Barulah setelah kuasa Elly, Palmer Situmorang dan Denny Kailimang, mengadu ke polisi, Nyonya Rita ditangkap 14 Agustus lalu. Tapi, kata seorang sumber di Polda Metro Jaya, sampai pekan lalu Nyonya Rita masih membantah tuduhan itu. "Saya memang kenal Elly, tapi saya tidak menyuruh Nanang menganiaya," bantah Nyonya Rita. Tapi berbagai bukti yang dikumpulkan polisi mengarah bahwa wanita itulah otak penganiayaan terhadap Elly. Selain dari pengakuan Nanang, polisi juga memperoleh petunjuk, Nyonya Rita pernah mendatangi Elly ketika dirawat di rumah sakit. "Bukti-bukti cukup kuat bahwa ia mendalangi penganiayaan itu," kata sumber tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini