Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan kecil kemungkinan perampokan sebagai penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Alasannya, sejumlah aset barang elektronik di rumah itu dijual bukan hilang dicuri.
"Praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, terus barang-barang yang ada di rumah sementara bisa kita patahkan," kata Hengki di kantornya, Senin, 21 November 2022.
Sejumlah barang seperti AC, televisi, dan blender telah dijual. Aktivitas penjualan diduga kerap dilakukan oleh Budyanto Gunawan, adik pemilik rumah.
Menurut pelacakan polisi, sebuah mobil Honda Brio berpelat B 2601 BRK laku terjual Rp160 juta di sebuah show room yang dimiliki seseorang berinisial R. Kendaraan itu juga diketahui milik Budyanto Gunawan.
Kemudian rumah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) juga hendak dijual seharga Rp1,2 miliar, namun belum ada yang membeli. Budyanto lantas menghubungi pihak koperasi simpan pinjam agar datang karena dia hendak menggadaikan sertifikat rumah atas nama Renny Margaretha Gunawan, kakak iparnya.
Selanjutnya pegawai koperasi tertarik tawaran gadai sertifikat rumah itu...
Tiga orang pegawai koperasi datang ke rumah itu pada 13 Mei 2022 setelah mempertimbangkan NJOP rumah tersebut tinggi. Sedangkan pembayaran untuk simpan pinjam maksimal 50 persen dari NJOP rumah maupun tanah.
Mereka masuk dan bertemu Budyanto Gunawan, namun tercium bau busuk di depan rumah. Seorang pegawai bertanya dari mana asal aroma itu, Budyanto menjawab karena selokan rumah belum dibersihkan.
Pegawai itu ingin menemui Renny selaku pemilik sertifikat rumah. Anak Renny, Dian Febbyana Apsari Dewi, mengizinkan pegawai tersebut bertemu dengan ibunya yang terbaring di kasur.
Namun ketika pintu kamar dibuka, bau busuk tercium makin menyengat. Pegawai tersebut pun ingin membangunkan Renny yang menurut Dian sedang tertidur.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang agak lembut, curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash hp-nya. Begitu dilihat, langsung yang bersangkutan berteriak takbir, 'Allahu Akbar! Ini sudah mayat!' Di tanggal 13 Mei," ujar Hengki.
Pegawai tersebut lari keluar dari rumah bersama dua rekannya. Budyanto mengejar orang yang melihat jenazah Renny dan berpesan agar jangan melaporkan kepada siapa pun.
Satu sosok yang tidak terlihat oleh para pegawai koperasi adalah Rudyanto Gunawan. Pegawai hanya melihat Dian dan Budyanto, serta satu jenazah yang diduga adalah Renny.
Menurut pegawai itu, Dian menganggap ibunya masih hidup walau sudah terbujur kaku dan mengeluarkan bau busuk. Dian juga disebut masih rutin memandikan mayat ibunya.
"Jawaban dari Dian, ini masih hidup. Tiap hari masih saya berikan minum susu, kemudian sambil menyisir dan rambut rontok semua," katanya.
Kasus kematian satu keluarga di Kalideres yang misterius ini sangat kecil ada kemungkinan tindak pidana. Tetapi Hengki menyampaikan bahwa hasil penyelidikan sementara ini belum mencapai kesimpulan akhir. "Ini belum merupakan suatu kesimpulan, bahwa motif terjadinya pencurian dan perampokan sementara ini sangat kecil kemungkinan," tuturnya.
Baca juga: Aliran Rekening Satu Keluarga yang Meninggal di Kalideres Ditelusuri, Gadaikan Rumah Usai Jual Mobil
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini