Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Eks ajudan atau aide-de-camp (ADC) bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Panji Harjanto mengaku diperintahkan untuk menyerahkan tas hitam berisi uang dolar Amerika Serikat (AS) kepada ajudan bekas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Perintah itu datang dari bekas Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Hatta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Panji tidak mengetahui sumber, nilai nominal, serta maksud dan tujuan peritah itu. "Saya hanya memegang saja tasnya. Perintahnya kasih ke sesama ajudan," katanya dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Jakarta Pusat, Rabu, 17 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia berkata tas berisi uang itu diserahkannya pada saat SYL bertemu dengan Firli di gelanggang olah raga (GOR) bulu tangkis yang berada di kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat.
Tidak hanya itu, dalam kesaksiaannya, Panji mengungkapkan bahwa sudah ada komunikasi antara Syahrul Yasin Limpo dengan Firli Bahuri ihwal pertemuan di GOR. Komunikasi itu dilakukan sebelum penyerahan tas berisi uang dolar AS tersebut.
Selain itu, Panji mengaku tidak mengetahui obrolan SYL dan Firli saat bertemu di GOR. Sebab, ia diperintahkan untuk menunggu di mobil sembari memegang tas. "Saya disuruh pegang saja uang. Ada tas isinya uang dolar," ujarnya.
Dia mengatakan setelah obrolan antara SYL dan Firli selesai, barulah ia memberikan tas berisi uang tersebut ke ajudan bekas Ketua KPK itu.
Syahrul Yasin Limpo kembali menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) hari ini.
Panji Harjanto menjadi salah satu saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi atau JPU KPK pada sidang hari ini. Saksi lain yang hadir, yaitu Prof Imam Mujahidin Fahmid (staf khusus saat SYL menjadi Menteri Pertanian); eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, Momon Rusmono; dan Kepala Biro Umum dan Pengadaan Kementan, Maman Suherman.
KPK menangkap Syahrul Yasin Limpo dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta dan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono atas dugaan dengan perbuatan bersama-sama melakukan pemerasan kepada para pejabat Eselon I di Kementerian Pertanian (Kementan). Mereka didakwa menerima gratifikasi sebesar Rp 44,5 miliar.