Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

EKSKLUSIF: Iptu Rudiana Tak Yakin Ada Luka Tusuk di Dada Eky

Iptu Rudiana mengatakan dirinya melihat ada luka di dada Eky. Namun ia tak bisa memastikan apakah itu luka tusuk.

3 Agustus 2024 | 17.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Polisi Satu (Iptu) Rudiana, yang juga ayah Muhammad Rizky Rudiana alias Eky, mengaku tidak yakin apakah ada luka tusuk di dada anaknya atau tidak. Dalam wawancara kepada Tempo Rabu, 31 Juli 2024, Rudiana menceritakan soal kematian Eky dalam kasus yang disebut sebagai pembunuhan Vina yang terjadi delapan tahun silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rudiana bersama keluarga langsung bergegas menuju kamar mayat Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Cirebon, setelah mendapat telepon dari seseorang pada 28 Agustus 2016 pukul 00.00 WIB. Di meja mayat, Rudiana melihat banyak luka-luka di tubuh Eky, termasuk luka di dada--yang berdasarkan keterangan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Rudiana dan hasil putusan Pengadilan Negeri Cirebon (PN Cirebon) ada luka tusuk senjata tajam di dada Eky.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya melihat ada luka di dada, tapi kan posisi saya saat itu sedang down. Jadi saya refleks bilang itu luka tusuk," katanya saat ditemui Tempo di Restaurant Hotel Grand Tryas, Cirebon, 31 Juli 2024. 

Tak hanya meragukan luka tusuk di dada Eky, Rudiana juga mengaku mendapat hasil visum anaknya. Namun ia tidak ingat dengan hasilnya. "Tentu dapat ya tapi saya lupa udah 8 tahun," jelasnya.

Rudiana yang kala itu menjadi Kanit Narkoba Polres Cirebon Kota, mengatakan tak  yakin anaknya terkena luka tusuk, ia hanya mendapat informasi  dari pengakuan para tersangka yang ia interogasi di ruang narkoba Polres Cirebon Kota, pada 31 Agustus 2016. "Keterangan tersangka --sekarang sudah jadi terpidana, ada penusukan," kata Rudiana. 

Saat melakukan penangkapan terhadap delapan orang terduga pelaku, Rudiana tidak mengetahui jika orang-orang tersebut adalah pelaku. "Kalau saya serahkan ke reskrim dengan sesuatu yang belum jelas kan apa dasarnya gitu," ucap dia. 

Menurut Rudiana, dirinya dan tiga rekannya terlebih dahulu menginterogasi mereka sebelum diserahkan ke unit Reserse Kriminal Polres Cirebon Kota. "Sistemnya ngobrol aja biasa cerita terus mereka ngaku," katanya. 

Delapan orang ini dibawa menggunakan mobil pribadi. Tidak ada dalih apapun tujuan dan maksud mereka dibawa ke Polres Cirebon Kota. Selain itu, Rudiana beserta tiga rekannya mengenakan pakaian preman. "Kita kan dari narkoba," tuturnya. 

Rudiana yang kini Kapolsek Kapetakan ini juga menjelaskan pada kala itu memeriksa Jaya dan Sudirman di ruang narkoba. Sedangkan 6 orang lainnya diperiksa oleh tiga rekannya. 

Adapun mantan terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal mengatakan, saat ia dan 7 lainnya dibawa oleh Rudiana dan tiga rekannya, mereka terus dipukuli hingga masuk ke dalam mobil. "Pintu belakang aja sampai dibuka, terus aja dipukul pakai tangan," kata Saka saat ditemui di Hotel Prima Cirebon, Kamis, 1 Agustus 2024. 

Saka juga menjelaskan saat dirinya sampai di Polres Cirebon dan tiba di suatu ruangan, ia dan 7 orang lainnya diperiksa secara bersamaan berjejer dan langsung disuruh mengaku tanpa ada penjelasan perkara. "Digebukin sambil disuruh ngaku apa juga enggak tau," jelasnya. 

Saka juga mengingat ketika ditengah-tengah pemeriksaan, Jaya dan Sudirman tiba-tiba ditarik.Namun, Saka tidak terlalu memperhatikan, karena posisi dia juga masih terus dipukul. "Enggak lama dikasih tau kalau Sudirman sama Jaya katanya udah ngaku," tuturnya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus