Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang terduga teroris tewas dalam insiden baku tembak di halaman Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut sumber Tempo, pelaku sebenarnya ada tiga orang. Namun, hanya satu yang langsung menyerang petugas jaga menggunakan senjata air gun. Senjata ini juga sudah dimodifikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu pelaku ini merupakan perempuan berinisial ZA. Ia lahir di Jakarta pada September 1995. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di Ciracas, Jakarta Timur. Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, pelaku merupakan mahasiswa.
Kepala Polri atau Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengatakan, berdasarkan dari hasil profiling, ZA merupakan lone wolf yang berideologi radikal ISIS. Hal tersebut diketahui ketika petugas menyusuri unggahan ZA di media sosial. "ZA menggunggah foto bendera ISI," kata Sigit saat konferensi pers pada Rabu, 31 Maret 2021.
Berdasarkan kronologis yang diterima Tempo, pada pukul 16.30 WIB, seorang perempuan berpakaian hitam dan berjilbab biru memasuki Pintu 3 Gedung Utama Mabes Polri. Ia beralasan ingin menyerahkan surat ke Setum Polri.
Namun, sekitar 16.35 WIB, pelaku tidak menuju Setum. Ia malah bergerak ke arah penjagaan utama Mabes Polri. Di sana, ia bertemu petugas jaga bernama Iptu Suriyono (anggota Yanmas Mabes Polri).
Kepada si petugas jaga, pelaku kembali mengaku ingin menyerahkan surat ke Setum Polri, sehingga di antar hingga Masjid Mabes Polri (tidak sampai Setum Polri).
Pukul 16.45 WIB, pelaku teror tidak mendatangi Setum Polri dan kembali ke Pos Penjagaan Utama Mabes Polri, dan disapa oleh Bripda Aldo.
Ia tiba-tiba mengeluarkan senjata jenis pistol dan menembakkan ke arah petugas jaga sebanyak 2 kali, sehingga mengenai lengan kanan Bripda Ajeng (anggota penjagaan Pos I Mabes Polri).
Polisi yang berjaga kemudian membalas. Pukul 17.25 sampai dengan 17.42 WIB, Tim Jihandak Gegana Mabes Polri tiba dan langsung memeriksa kondisi jenazah terduga teroris untuk memastikan tidak ada bahan peledak.