Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan modus pengepul rekening judi online yang memanfaatkan demografi Jawa Barat. Provinsi ini memiliki transaksi judi online terbanyak di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan Jawa Barat memiliki pemain judi online terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 535.644 orang. Nilai transaksinya mencapai Rp 3,8 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ivan, faktor demografi menjadi alasan mengapa Jawa Barat menjadi provinsi dengan pemain judi online nomor wahid. "Demografi kita, Jawa Barat menunjukkan penduduk paling banyak," ucapnya saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta Pusat pada 4 Juli 2024 lalu.
Ivan menyoroti ada orang-orang tertentu yang mengambil opportunity dari banyaknya masyarakat Jawa Barat uang terjerat judi online. Salah satunya untuk membuka rekening untuk judi online.
Ia lantas menyoroti kasus di Ciamis. Pada akhir Juni 2024, dinukil dari Antara, polisi menangkap pria berinisial TCA (44 tahun) berdomisili di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
TCA ditengarai terlibat jaringan internasional judi online server Kamboja. Ia bekerja di Indonesia, sedangkan Istri dan adik iparnya beraksi di Kamboja.
TCA diduga sebagai pengumpul uang yang disimpan di 216 buku rekening perbankan. Ratusan rekening itu ia beli dari warga di kampung-kampung. Berdasarkan pemeriksaan sementara dari lima buku rekening itu, nilai perputaran uang selama hampir 3 tahun itu mencapai Rp 356 miliar.
"Artinya dari satu kasus ini membuktika ada orang yang datang di kampung-kampung di Jawaa Barat sana, menawaran ke masyarakat untuk membuka rekening dengan imbalan Rp 2 juta, lalu dijual rekening itu ke pihak lain dengan harga imbalan lebih dari Rp 2 juta karena dia ambil margin," beber Ivan.
Kendati demikian, ia menyebut PPATK sudah mengantongi nama-nama pengepul rekening judi online. Ini berdasarkan pemeriksaan forensik. "Data kami sangat valid," ucap Ivan.
Pilihan Editor: 823 Warga Indonesia jadi Korban Online Scam Jaringan Dubai