Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran menyebut kejahatan jalanan tidak pernah hilang dan semakin variatif. Hal ini disampaikan pada peluncuran aplikasi pencegahan kejahatan jalanan Ada Polisi pada Kamis, 17 November 2022 di Polda Metro Jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Fadil Imran, perkembangan zaman membuat kejahatan jalanan ikut beradaptasi. Ia mencotohkan kejahatan di Transjakarta yang belakangan ini santer terdengar dan membandingkannya dengan pola kejahatan zaman dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Banyak kasus yang terjadi di fasilitas umum seperti Transjakarta, ada saja gangguannya. Kalau dulu masih di angkot dari Tangerang ke Kota, dari Bekasi ke Kampung Rambutan, dari Pasar Minggu ke Depok wajar kalau terjadi kejahatan jalanan," katanya.
Ia bercerita, pada masa itu, saat naik angkutan umum, penjahat dan penumpang biasa tidak bisa dibedakan secara jelas. Sehingga sering terjadi kejahatan di angkutan umum.
"Tau-tau kita duduk udah pisau nempel di perut, 'eh, gocap (50 ribu). Eh, cepe (100 ribu).' Ya, kan?" ujarnya.
Orientasi terhadap kejahatan jalanan, menurut dia, harus dicegah dari yang mulanya penegakan hukum menjadi pencegahan. Oleh karena itu, Polda Metro Jaya meluncurkan aplikasi Ada Polisi. "Aplikasi Ada Polisi berorientasi pada pencegahan, terkhusus kejahatan jalanan," tutur Fadil.
Melalui aplikasi ini, kata dia, masyarakat bisa mengadukan keluhan yang dihadapi. Masyarakat akan mudah membuat aduan soal kejahatan jalanan. "Aplikasi Ada Polisi mempermudah mencapai tujuan tanpa melewatkan interaksi," lanjutnya.
Ia mengatakan kejahatan jalanan bisa selesai jika masyarakatnya guyub dan rukun, Sehingga tidak memerlukan jalur penegakan hukum. "Kalau kita hanya berorientasi pada penegakan hukum, maka ini tidak akan selesai. Ada fakta bahwa kalau kita guyub dan rukun, masalah ini sebenarnya bisa selesai," imbaunya.
MUHSIN SABILILLAH