Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Keluarga maling di surabaya

Komplotan keluarga pencuri yang didalangi seorang ayah, saleh, 60, terbongkar. Dua anggota komplotan diringkus polisi Surabaya. mereka beroperasi di jawa dan bali. target 5 juta per bulan.

25 Januari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA seorang ayah dapat merangkap bos maling, hasilnya tak diragukan. Inilah yang dilakukan Saleh, 60 tahun, yang kabarnya membawahi enam anaknya terjun dalam dunia pencurian. Rekor mereka hebat. Menurut Kapolres Surabaya Timur, Letnan Kolonel Edhi Susilo, mereka sudah beroperasi 120 kali. Daerah operasinya selain di Jawa, juga menjelajah ke Bali. Namun, serapi-rapinya kerja mereka, toh, petugas Polres Surabaya Timur akhirnya meringkus dua anggota komplotan itu. Seorang tersangkanya adalah Suprapto, 32 tahun, anak keempat Saleh. Sabtu subuh dua pekan lalu, polisi menggerebek tempat persembunyian Suprapto di Jalan Tales, Surabaya. Ketika ditangkap, ayah satu anak ini sedang tertidur pulas. Menurut pengakuan Suprapto atau Totok kepada polisi, bosnya selama ini adalah bapaknya sendiri. Ia mulai bergabung dengan pasukan bapaknya itu setelah tempat kerjanya di sebuah pabrik es bangkrut. "Saya baru empat bulan bergabung. Bapak sudah satu setengah tahun melakukan pencurian," ujarnya pada TEMPO. Kalau beroperasi, katanya, mereka bergerak lima orang, salah satunya wanita. Sebelum berangkat, bapak merekalah yang merancang tiap sasaran. Lazimnya, mereka bergerak dengan mobil colt Suzuki Carry. Setelah menemukan sasaran, biasanya sebuah toko pakaian dan swalayan, anggota wanita lalu masuk. Dan anggota yang lain menunggu di luar. Si wanita itu, cerita Totok, kemudian memasukkan barang yang dicuri ke balik gaun panjangnya yang lebar. Barang itu dijepit di antara pahanya. Barang seperti baju dan susu kaleng, dioper ke temannya di luar, yang sudah siap memasukkannya ke mobil. Itu dilakukan berulang kali. Setiap kali beroperasi, menurut Tokok, rata-rata mereka meraup sekitar Rp 90 ribu. Target pendapatan mereka sebulan Rp 5 juta. Sasarannya berpindah-pindah, terutama ke kota besar yang mempunyai pusat pertokoan. "Untuk lima hari operasi, saya dapat bagian Rp 75 ribu," katanya. Seorang anggota komplotan keluarga itu, Hari Menjes, 20 tahun, diringkus polisi di Lakarsantri, Surabaya Selasa pekan silam. Tapi, anggota lainnya masih buron. Hingga kini, menurut polisi, diperkirakan barang yang berhasil digaruk komplotan ini bernilai Rp 200 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus