Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor redaksi media Jujur Bicara atau lebih populer dengan nama Jubi dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal pada Rabu dini hari,16 Oktober 2024. Dua mobil operasional terbakar dan rusak dalam kejadian ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kronologi dari dua karyawan Jubi yang berada di kantor redaksi. Di hari kejadian itu” ucap Pemimpin Redaksi (Pemred) Jubi, Jean Bisay kepada Tempo pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jean bercerita kejadian terjadi pada pagi hari sekitar pukul tiga. Saat itu, ada dua karyawan Jubi yang masih berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dua karyawan itu merupakan satu videografer dan satu reporter. Menurut Jean, keduanya bekerja di lantai 3 gedung kantor yang terletak di Jalan SPG Taruna Waena, Kota Jayapura, Provinsi Papua. “Jadi dua karyawan kami itu kerja sampai pukul 3.15. Salah satunya bekerja itu di arah jendela,” ujar Jean.
Kata Jean, jendela tersebut langsung menghadap ke jalan. Lalu, saat karyawan yang duduk menghadap jendela itu menengok ke bawah tempat parkiran, terdengarlah bunyi ledakan. “Spontanitas dia melihat langsung karena dia berhadapan di pintu, dibuka dan dia langsung lihat,” ucap Jean.
Saat melihat sudah ada kobaran api di mobil, ia berlari memanggil temannya, karyawan Jubi yang lain. “Mereka sama-sama langsung lari dari lantai 3 itu ke lantai 1. Nah langsung cari-cari ini, alat untuk ini, mau ambil air,” ujar Jean menceritakan kepanikan karyawannya saat itu.
Ia juga menyebut kedua karyawan itu memadamkan api dengan mengambil air dari kamar mandi yang berada di lantai satu menggunakan ember bekas cat yang ada di situ. Sebab, memang air di situ menggunakan tampungan baskom yang besar. “Proses itu mereka ada siram bergantian, lari sekitar dua kali pulang balik ke depan, sekitar berapa meter ya? Tujuh meter ada dari toilet ke arah depan mobil itu,” ujarnya.
Saat mereka berusaha memadamkan api, ada juga beberapa orang yang melihat itu dan berusaha untuk membantu, tapi terhalang dengan pagar yang tertutup. “Lalu salah satu teman kami, karena lihat, dia lari ke sana, buka pintunya,” kata Jean.
Jean mengungkapkan baru mengetahui kabar ini paginya sekitar pukul 6 waktu setempat. Paginya juga, kata Jean, kepolisian langsung memasang police line dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Polisi, ujar Jean, menduga bom yang dilemparkan ini merupakan bom molotov. Sebab, polisi menemukan sejumlah serpihan pecahan botol kaca yang diduga bom molotov dan bekas keset kain perca yang dijadikan sebagai sumbunya.
Kepala Kepolisian Sektor Kota Heram Iptu Bernadus mengkonfirmasi penjelasan Jean. “Ini adalah bom molotov, yang dipergunakan di Kantor Redaksi Jubi,” ucapnya. “Terkait bahan-bahan, kita menunggu Tim Labfor,” jelas Bernandus saat mengamankan kantor Redaksi Jubi dan menunggu kedatangan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Berdasarkan keterangan dari saksi lain, Jean mengatakan bom ini dilempar oleh dua orang. Kedua pelaku itu beberapa kali terlihat mondar-mandir di depan Kantor Redaksi Jubi sejak Selasa sekitar pukul 23.00 WIT. “Dua orang yang berboncengan menggunakan sepeda motor. Kedua pelaku celana, jaket, masker, dan helm berwarna hitam,” ucap Jean.
Saat ini, keredaksian Jubi sudah melakukan laporan polisi di Polda Papua. Dengan ini, Jubi berharap kepolisian bisa menangkap pelaku ini. Sebab, ia mengungkapkan bahwa kejadian ini bukan pertama kalinya. Teror-teror seperti ini sudah sering terjadi meski dengan bentuk yang berbeda-beda. “Teror ini kan, ini yang bom, ada yang doxing. Sebelumnya, kalau di runut kebelakang tuh ada lah. Dari teman-teman reporter dan redaksi,” ucapnya.
Jubi juga menyampaikan yang paling membuatnya khawatir adalah dampak psikologi terhadap karyawan Jubi, terutama yang masih baru. Ia mengungkap beberapa reporter baru ada yang muncul di kantor posisinya ketakutan dan gemetar. “Ada yang merasa takut sebenarnya, tapi ya, karena kita kasih semangat, jadi maksa diri berani-beranilah,” ucapnya.