BINTANG film Lenny Marlina juga ikut arisan yang belakangan
menggemparkan itu. Dia ikut grup, bcrsama 24 anggota lainnya,
yang dibandari oleh Nyonya Emma Turino.
Setoran tertinggi masing-masing Rp 500 ribu tiap bulan. Sebagai
peserta yang menentukan diri untuk menarik terakhir, bulan
Januari ini Lenny seharusnya memperoleh haknya, Rp 12 juta.
Untuk itu ia sudah merencanakan membeli tanah bagi ibunya.
Tapi kini harapannya tinggal separoh. Keruwetan manejemen Nyonya
Emma Turino, terbukti dengan macetnya pembayaran bagi penarik
bulan Nopember kemarin, mengagetkan Lenny Marlina. Bersama
suaminya, Gatot, ia cepat mendesak isteri Turino untuk
memperoleh jaminan atas keselamatan uang mereka.
Untuk sementara ini Lenny Marlina hanya memperoleh sebuah surat
pernyataan hutang saja. Jumlahnya hanya Rp 11 juta. Ilupun,
jatuh temponya tidak menurut semustinya, tapi diundur sampai
Pebruari di muka ini. Ketika bersama-sama meneken surat hutang,
menurut Gatot, isterinya "masih agak percaya" akan
ke-bonafide-an isteri Turino. Tapi, belakangan, setelah angin
ribut betul-betul menimpa keluarga Turino, kepercayaan jadi
kendor.
Surat perjanjian huang yang dibuat Nyonya Emma kepada Lenny itu
hanyalah satu di antara 30 surat perjanjian yang dibagi-bagikan,
seperti dikatakan oleh Sjamsudin Umar SH, penasehat hukum
Turino. Hanya, menurut Sjamsudin, surat perjanjian itu dibikin
dengan perhitungan baik-baik: kesanggupan keluarga Turino
membereskannya di atas hutangnya. Berapa? "Pokoknya lebih dari
hutang, yang cuma meliputi Rp 300 juta itu," kata Sjamsudin
membenarkan keterangan Turino kepada TEMPO.
Dari ke-30 surat hutang Nyonya Emma, menurut penasehat hukumnya,
tidak satupun ada yang menyangkut nama isteri pejabat
pemerintahan. Bahkan untuk arisan mobil mewah, Mercy Tiger,
katanya tidak melibatkan seorang isteri pejabatpun.
Panglima Kopkamtib, Laksamana Sudomo, juga menegaskan hal itu.
Operasi Kemanusiaan, yang sebelumnya mengurus korban-korban yang
terhisap lintah darat, kini jugamengurus arisan antar ibu-ibu
yang heboh itu. Laksusda Jakarta, seperti dikemukakan oleh
Mayjen Norman Sasonn hingga kini belum menemukan tanda-tanda
adanya isteri pejabat tinggi sipil maupun militer terlibat dalam
kasus arisan call. Jika kelak pemeriksaan menemukan, ada isteri
pejabat yang terjerumus dalam bisnis arisan yang edan itu,
Norman berjanji akan menindaknya tegas-tegas.
Namun pertanyaan yang muncul ialah: kenapa uang sebanyak itu
tidak ditanam sebagai modal usaha, baik secara gabungan atau
sendirian? Yang terjadi mirip dengan perkara "bursa komoditi"
tahun lalu. Ada uang berlebihan di masyarakat yang tidak
diinvestaslkan, atau menganggur. Salurannya tidak jelas -- juga
saluran buar waktu senggang para ibu yang kepingin aktif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini