GEBRAKAN "Operasi Lembu" yang dilancarkan Polres Gowa Sulawesi Selatan, sejak Januari 1981 sampai kini telah menewaskan 12 pencuri ternak. Baddo Nappa, jagoan pencuri ternak yang konon kebal peluru, adalah salah seorang korban peluru para penegak hukum di sana. Tapi itu bukan berarti ternak-ternak di daerah itu sudah aman. Kepolisian daerah itu hingga sekarang masih terus memburu anggota-anggota Baddo Nappa. Pencurian ternak di Gowa memang sudah lama meresahkan masyarakat. Tercatat ratusan kerbau yang digiring pencuri atau perampok -- karena para penjahat biasa merampas ternak itu terang-terangan di depan pemiliknya. Dalam satu bulan rata-rata terjadi 15 kasus pencurian ternak. Para pencuri dalam satu kesempatan rata-rata menggiring dua sampai tiga ekor kerbau. Itu terjadi sebelum "Operasi Lembu" dicanangkan. Tetapi, menurut Kapolres Gowa, Letnan Kolonel John A. Frans, jumlah itu baru yang dilaporkan masyarakat. Artinya, yang tak dilaporkan bisa lebih banyak. Keberanian para pencuri ternak memang sudah dianggap kelewat batas. Mereka tidak hanya beroperasi pada malam hari. Siang bolong pun jadi. Sambil menodongkan parang terhunus, para pencuri itu mengancam pemilik ternak. Kerbau-kerbau langsung digiring pergi. Bahkan perampok-perampok itu ada yang bertindak kasar dan kejam. Di Kecamatan Pollangga, misalnya. Mereka tak hanya merampok kerbau, anak gadis pemilik ternak diperkosa pula. Keluarga perampok sendiri, yang berani melapor ke polisi, dihabsi riwayatnya. Daerah Gowa sejak dulu dikenal rawan pencurian ternak. Daerah ini merupakan lintas batas antara Takalar, Jeneponto, Sinjai, Bone, Maros, dan Ujungpandan. Kejahatan di bidang ini ternyata ada sejarahnya. Dulu, menurut penuturan John A. Frans, sebagian anggota masyarakat dipaksa melakukan pencurian. Hasilnya untuk dana gerombolan DI/TII pimpinan Kahar Muzakkar almarhum. Kebiasaan buruk ini diterima sebagai pekerjaan oleh mereka. Bahkan dijadikan tradisi turun-temurun, sampai sekarang. Tapi ada lagi cerita: bila seseorang melamar gadis, calon mertua akan bertanya, "Suka tidur siang atau malam?" Bila jawabannya, "Malam", lamaran langsung ditolak. Dia dicap bukan pendekar, karena tak pernah begadang. DI Gowa, hubungan kerbau dengan pemilik sangat akrab. Ada semacam kaitan batin antara mereka. Sebab, hewan itu dipelihara sejak kecil. Bila kerbau hilang dicuri maling, dan bisa kembali dengan selamat, pemiliknya langsung memeluk dan menangisinya. "Bukan soal harga," ujar seorang penduduk Gowa. Sebab itu, kerbau pun tidur di dekat tuannya di kolong rumah. Suatu ketika, datang mahasiswa Universitas Hasanuddin ber-KKN (Kuliah Kerja Nyata). Mereka membuat program kesehatan lingkungan, terutama tentang kandang ternak. Kampanye membuat kandang gagal total. "Kalau mahasiswa menjamin kerbau kami tak dicuri, kami bikin kandang jauh dari rumah," jawab seorang penduduk. Kerbau di kolong rumah saja hilang, apalagi bila ditaruh di kandang yang jauh dari rumah. Hukuman bagi para pencuri ternak, menurut Kapolres Gowa, agaknya kurang berat, paling banter diganjar 2 sampai 3 bulan penjara Karena itu, kata John Frans, ketika para penjahat itu melawan, para penegak hukum terpaksa melepaskan tembakan. Hasilnya memang lumayan. Sejak "Operasi Lembu", baru ada empat kasus pencurian, tambah Frans. Namun, para pencuri hingga sekarang diperkirakan masih banyak yang berkeliaran, terutama di hutan-hutan. Soal pencurian ternak tidak hanya melanda Gowa, di Bangkalan -- Jawa Timur -- juga merepotkan aparat keamanan. Dalam tiga tahun terakhir ini ulah para pencuri ternak menjadi-jadi. Dari 200 kasus pencurian sapi, sebelum tahun 1983, dapat ditekan menjadi 80 kasus, karena Satgas Pencurian Sapi yang dibentuk awal 1983. "Secara khusus dibentuk untuk menangani, menanggulangi kasus pencurian sapi," tutur Kapolres Bangkalan, Letnan Kolonel Polisi Ardja Selle, yang berasal dari Gowa. Sampai April dari awal tahun ini, telah disita 14 ekor sapi. Pencuri yang ditahan tujuh orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini