Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Menjarah uang, melarikan sandera

Kawanan perampok bersenjata, pakai mobil, menyikat uang gaji karyawan japan gas company di blang lancang, sebanyak rp 137 juta. 4 karyawan disandera. dua oknum abri diringkus. yang lainnya masih buron.(krim)

14 Juni 1986 | 00.00 WIB

Menjarah uang, melarikan sandera
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
EMPAT pria bergaya koboi tiba-tiba menyerbu masuk ruang kasir. "Jangan bergerak. Jangan melawan !" hardik salah seorang, dengan senjata M 16 di tangan. Lainnya mengacungkan pisau panjang yang berkilat-kilat. Nyali empat karyawan Japan Gas Company (JGC) Corporation di Blang Lancang, Aceh Timur, kontan menciut. Terlebih ketika K. Yashihara dan F. Miki, keduanya orang Jepang, kena tendang seorang "koboi", lalu didorong ke bawah meja. Setelah itu dengan cepat semua uang yang ada di atas meja dan di laci diraup, dimasukkan ke dalam karung oleh empat "koboi" itu. Total Rp 137 juta. Tak salah lagi, pagi itu, Sabtu akhir Mei lalu, JGC telah kena rampok. Dan dalam upayanya untuk kabur, kedua orang Jepang yang tadi, dan rekannya Pike serta Susilowaty, diikat. Mereka diseret masuk mobil bis mini perampok, dijadikan sandera. Sebelum mobil bergerak keluar dari halaman kantor, petugas Satpam sempat menutup pintu gerbang. Toh, itu tak berarti banyak. Salah seorang "koboi" dengan gesit melompat ke dalam truk besar yang sedang diparkir. Mesin truk dihidupkan, lalu, dengan kecepatan tinggi menerjang pintu gerbang dari besi sampai hancur berantakan. Setelah itu, bis mini berlenggang keluar dari kompleks JGC, yang sebenarnya dijaga ekstraketat itu, tanpa kesulitan. Truk meluncur ke kiri, bis mini membelok ke kanan. Taktik kuno melarikan diri, tapi petugas Polres Aceh Utara yang dilapori sempat bingung, mau mengejar yang mana. Kapolres Aceh Utara, Letkol Budiman Sulaiman, lalu membagi anak buahnya menjadi dua kelompok. Dengan cara itu, baik truk maupun bis mini bisa dikejar. Di Krueng Mane, sekitar 20 km dari tempat kejadian bis mini ditemukan, lengkap dengan keempat sandera yang masih terikat lengannya. Syukurlah, mereka selamat. Truk milik JGC ditemukan terparkir di tepi jalan. Memang keempat "koboi" dan uang Rp 137 juta tak kut parkir di pinggir jalan - mereka terus kabur. Polisi toh belum menyerah. Apalagi, datang bantuan dari Kodim 0103. Hari itu juga seorang tersangka, Pratu (Prajurit Satu) Yunardi, diringkus. Rekannya, Pratu M. Panggabean yang lolos, tiga hari kemudian menyerahkan diri ke Pom ABRI di Sigli. Dari keterangan dua tersangka inilah, dua oknum ABRI lain yang tak ikut terjun ke lapangan, ditahan. Mereka, Pratu M. Ladon dan Pratu Khairullah, diduga pemilik M 16 yang dipakai merampok. Tetapi dua "koboi" yang lain, tak berpangkat alias sipil, Zulkifli dan Amiruddin, sampai pekan lalu masih raib. Keduanya diduga sempat membawa sebagian uang jarahan. Yang ditemukan dari yang tertangkap, disembunyikan di rawa-rawa, hanya Rp 37 juta. Polisi menduga, para "koboi" itu merencanakan perampokan dengan cukup rapi. Mereka tahu persis bahwa hari itu, karyawan JGC yang berjumlah 500 orang - 70 di antaranya warga negara Jepang - akan menerima gaji dan THR (tunjangan hari raya). Amiruddin dan Zulkifli memang bekas karyawan di situ. Amir dulunya menjadi sopir sedang Zul menjabat sebagai mandor. Keduanya diberhentikan belum lama ini, "Karena kontrak kerjanya sudah habis," kata H. Kobayashi, 45, manajer administrasi JGC. Tapi, menurut sumber lain, Zul diberhentikan karena tahun lalu ia memimpin aksi unjuk rasa di perusahaan kontraktor LNG Arun itu. Ada lagi dugaan, sebenarnya gaji dan THR itu akan dirampok sewaktu dibawa dari bank. Kamis, 29 Mei, Yashihara - karyawan JGC yang sudah diceritakan di awal tulisan - ditemani seorang karyawan lain mengambil uang itu di BDN, 4 km dari kantor JGC. Pulang dari bank, sebuah mobil membuntuti mereka, bahkan kemudian mobil itu mencoba menyrempet mobil Yashihara. Samar-samar terlihat ada laras senjata api M 16 diarahkan dari mobil yang menyrempet itu. Yashihara bertindak cepat. Ia memerintahkan sopirnya tancap gas, dan mereka selamat. Mobil penyrempet tercecer jauh di belakang. Karena kegagalan itulah, agaknya para "koboi" nekat menyerbu kantor JGC. Mudahnya kawanan perampok masuk kompleks JGC cukup mengundang tanda tanya. Setahu Letkol Budiman Sulaiman penjagaan di situ bukan main ketat. Jangankan orang asing, "Petugas polisi saja tak boleh masuk sembarangan," kata Letkol Budiman kepada Makmun Al Mujahid dari TEMPO. Dari pengusutan sementara diperoleh rekonstruksi bagaimana mereka menerobos gerbang. Pagi itu sebuah bis mini masuk JGC, dengan penumpang, tak lain, Zul dan Amir. Karena penjaga mengenal mereka, dan, katanya, kedua bekas karyawan itu ada punya urusan dengan pimpinan JGC, mereka diizinkan masuk. Juga penumpang lain, Pratu Yunardi dan Pratu M. Panggabean yang mengenakan pakaian preman. Tapi siapa menduga urusan itu adalah perampokan? Menjelang Idulfitri, perampokan terasa meningkat. Selasa dinihari, 3 Juni lalu, empat orang perampok beraksi di kantor P dan K Kecamatan Cikonde, Serang, Jawa Barat. Achmad Bratadirja, 40, dan Enjong, dua karyawan kantor tersebut, sedang memasuk-masukkan uang gaji guru SD sekecamatan. Achmad langsung ditembak, dan tewas. Enjong, menurut harian Suara Karya, dipukul benda keras. Rampok bersenjata pistol itu kabur membawa Rp 17 juta. Terpaksa Gubernur Jawa Barat Yogi S.M. turun tangan. Bukan mengejar perampok, tetapi memberikan uang pengganti yang diterimakan kepada Bupati Serang. Supaya para guru tetap menerima gaji. Rampok berpistol juga mencari sasaran di Jakarta. Korbannya Nyonya Dasri Mulyati, 30, yang Selasa siang pekan lalu baru kembali mengambil uang dari BDN Pulomas, Rp 6,7 juta. Ibu beranak satu itu tertembak di bagian dada, sesaat setelah turun dari mobil yang dicarter, di depan rumahnya di Jalan Kayu Jati, Jakarta Timur. Nyonya Dasri, untungnya, segera dibawa ke rumah sakit Persahabatan dan jiwanya bisa diselamatkan. Tapi uangnya Rp 6,7 juta tak kembali, dibawa perampok yang kabur dengan dua sepeda motor. Yang di Jakarta dan Serang, hingga akhir pekan lalu, belum tercium tersangkanya. Sementara itu, polisi Aceh Utara terus melacak dua "koboi" yang lolos menjebol gerbang dengan truk itu. Surasono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus