Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku melihat terduga pelaku penyerangan dirinya berada di seberang rumahnya saat dia baru sampai di rumahnya pada 22 Februari 2018. “Saya pulang hari pertama tanggal 22 Februari, pelakunya di depan situ,” kata dia, Senin, 18 Juni 2018.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal di dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017. Penyerangan itu terjadi usai Novel melaksanakan salat subuh di Masjid Al-Ihsan yang berjarak sekitar tujuh rumah dari kediamannya. Mata kiri Novel mengalami kerusakan 95 persen akibat cairan korosif tersebut. Dia harus menjalani operasi di Singapura untuk memulihkan matanya.
Baca: Penyiraman Novel Baswedan dan Cerita Soal Jenderal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengacara Novel, Muhammad Isnur, mengatakan orang yang dilihat Novel mirip dengan sketsa pelaku penyerangan yang pernah beredar. Polisi telah dua kali merilis sketsa wajah terduga pelaku. Pertama sketsa versi Mabes Polri yang dirilis 31 Juli 2017 dan versi Polda Metro Jaya yang dirilis 24 November 2017. Menurut Isnur, Novel lebih mempercayai sketsa versi Polda Metro Jaya lebih akurat ketimbang bikinan Mabes Polri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut sketsa buatan Polda Metro Jaya, satu terduga pelaku memiliki ciri-ciri berbadan tambun dan pelaku lainnya berbadan kurung tinggi. Pelaku yang berbadan tambun tinggi badannya 164 sentimeter, berumur 40-an tahun, wajah bulat-dagu berat, warna rambut hitam, postur tubuh kekear, kulit sawo matang cenderung gelap dan menggunakan sweater abu-abu.
Baca juga: Novel Baswedan Melihat Pelaku Penyiraman Kembali Datangi Rumahnya
Syahdan orang dengan ciri-ciri ini diduga pernah datang ke rumah Novel enam hari sebelum penyiraman. Ia berpura-pura hendak membeli gamis untuk laki-laki. Istri Novel, Rina Emilda, memang membuka butik di rumahnya. Tapi ia hanya menjual baju untuk muslimah. Gelagat aneh si gempal ini terekam kamera pengawas di teras rumah Novel. Polisi pun sudah mengantongi salinan kamera pengawas tersebut.
Seorang pengurus Masjid Al-Ihsan, tempat Novel salat, mengatakan pria gempal yang sama juga terlihat wira-wiri di masjid itu sehari sebelum Novel disiram air keras. Seorang saksi lainnya juga mengatakan melihat lelaki dengan ciri serupa lima menit sebelum kejadian.
Saksi ini tak sengaja melihat si gempal saat ia pulang salat subuh dari masjid. Pagi itu, ia pulang lebih awal karena sakit perut. Sekitar 20 langkah dari masjid, ia melihat seorang pria gempal sedang duduk di kursi semen dengan seorang lelaki kurus berhelm. Keduanya terlihat mengawasi rumah Novel, yang searah dengan masjid.
Sedangkan terduga pelaku yang berbadan kurus, memiliki tinggi badan 173 sentimeter, berumur sekitar 35 tahun, berkulit sawo matang-terang. Bentuk mukanya oval dengan dagu tajam dan hidung lurus. Terduga pelaku itu berambut hitam ikal panjang seleher, menggunakan jaket warna hijau dengan lengan panjang warna terang.
Seorang tetangga Novel mengatakan pria ini terlihat wara-wiri di sekitar masjid beberapa hari sebelum penyiraman Novel. Ia bahkan bolak-balik ke kamar mandi. Namun, si gondrong itu tidak terlihat beribadah.