Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Nyawa sepotong resep

Sutiyun alias mitun,21, juru masak di lepau nasi goreng kambing pak salam yang mangkal di halaman bank BNI kebon sirih ditemukan tewas di dekat warungnya. diduga karena balas dendam, karena mitun tak mau pindah kerja.

22 Agustus 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru masak kedai nasi gagal dibajak, lalu digasak habis. BAJAK MEMBAJAK tenaga kerja kini menjalar ke warung kakilima. Yang diincar adalah Sutiyun alias Mitun, 21 tahun, juru masak di lepau Nasi Goreng Kambing Pak Salam, yang mangkal di halaman Bank BNI Kebon Sirih (lama), Jakarta Pusat. Warung milik Haji Naim, penduduk Pamulang Permai, ini lumayan ramai. Menunya serba kambing, ada nasi goreng, sate, dan sop. Buka mulai sore hingga subuh. Para pelanggan antre dan omzetnya ratusan ribu rupiah tiap malam. Mitun diupah Rp 5.000 semalam. Melihat warung Haji Naim yang kayun itu rupanya ada yang tergiur untuk membuka usaha serupa. Dan Mitun yang dianggap piawai lalu dibujuk. Ini terjadi beberapa bulan silam ketika beberapa orang mengajaknya kerja sama. Mereka menjanjikan upah dua kali yang diberikan Haji Naim. Semula, menurut Haji Naim, Mitun menerima tawaran itu, dan berjanji pindah awal Agustus barusan. Belakangan, pemuda asal Bumiayu, Jawa Tengah, ini berubah pikiran. Ia menolak pindah. "Nantilah setelah saya berhenti dari Pak Haji," begitu alasan Mitun. Karena Mitun menolak, si calon juragan barunya itu sewot. Mereka ribut. "Sampai didamaikan di Koramil Menteng," kata Kapten Endang Sunjaya, Kasatserse Polres Jakarta Pusat. Ternyata urusan tak berhenti sampai di situ. Ketika Mitun bersama Darno, dan Subroto berkemas menutup kedai, Senin subuh pekan lalu, muncul tiga orang bersedan. "Hei, ke sini kamu. Kamu sudah berapa kali membohongi kami, ayo ikut," bentak seorang di antaranya ke alamat Mitun. Lalu, mereka menyeret pemuda lugu dan pendiam ini ke dalam mobil, dan secepat kilat tancap gas. Darno dan Subroto cuma terpana melihat kejadian tersebut. Ternyata itulah detik terakhir mereka melihat sejawatnya. Karena, paginya Mitun tergolek di pinggir jalan sekitar 200 meter dari warungnya. Dan sudah menjadi mayat. "Motifnya, balas dendam," kata Kapten Endang. "Merek dan nomor mobilnya sudah di tangan, sekarang sedang dilacak," tambahnya. Haji Naim tak habis pikir mengapa Mitun yang diincar. Menurut bos nasi goreng ini, di warungnya ada 10 karyawan. Mereka pintar masak. "Kalau hendak mengajak Mitun kerja sama dan ingin tahu resep bilang terus terang, pasti saya berikan," kata Haji Naim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus