LAGI di Jakarta, dalam minggu terakhir Desember lalu, tercatat tiga bis kota dan sebuah mikrolet menjadi korban pembajakan. Beberapa tersangka ditangkap, satu di antaranya wanita, yang bersama suaminya pada Kamis pekan lalu merampok di atas mikrolet jurusan Tanah Abang-Kebayoran Lama. Sore itu, ada sebuah mikrolet ditumpangi sepasang suami istri. Di sebuah halte, naik pasangan suami istri lain dan lima orang pria. Ternyata, yang naik terakhir itu kawanan penjahat, yang segera mempreteli kalung dan perhiasan lain serta menguras isi dompet korban. Pada saat kendaraan berjalan lambat dan melewati pos polisi di Palmerah, korban nekat berteriak. Polisi segera bertindak. Tiga tertangkap, termasuk pasangan suami istri, dan lainnya sempat kabur. Kamis malamnya, belasan penjahat merampok di bis kota Mayasari Bhakti jurusan Tanah Abang-Pulogadung. Pengemudi dan kernet dibuat tak berkutik dengan todongan golok dan pisau. Maka, kawanan penjahat dengan bebas menggerayangi para penumpang. Mereka turun setelah mendapat jarahan. Polisi yang dilapori berhasil menangkap dua tersangka, hanya sekitar dua jam setelah kejadian. Empat tersangka yang membajak bis-kota bertingkat jurusan Blok M-Kota, juga ditangkap polisi, pekan lalu, di bawah Jembatan Dukuh Atas. "Mereka memang pencoleng yang biasa beroperasi di bis," kata seorang polisi. Pada 1982, yang ramai adalah pembajakan bis antarkota. Sampai-sampai Pangkopkamtib Sudomo, kini menteri tenaga kerja, menyatakan akan mengerahkan killer squad atau penembak mahir. Kendaraan juga diminta memasang lampu alarem, yang bisa dinyalakan bila terjadi tindak kejahatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini