SEWAKTU Lani, 29, dihajar sebenarnya banyak yang menyaksikan. Tapi tak seorang pun berani menolong. Di pagi subuh, Senin minggu lalu, itu mereka hanya mengawasi dari kejauhan bagaimana Lani menjadi bulan-bulan dua sosok bayangan bersenjata pistol. Tak lama, Lani diseret menuju tepi Sungai Cisadane di Kampung Neglasari, Tangerang, Jawa Barat. Terdengar letusan, dan korban dilempar ke sungai. Tapi, dua orang bersenjata api yang mengendarai taksi carteran itu akhirnya ditangkap masyarakat dan polisi. Kedua tersangka pembunuh itu, ternyata, oknum prajurit ABRI, Sakir dan Tony, begitu saja namanya kita sebut. Mereka kini ditahan di rumah tahanan militer (RTM) Guntur, Jakarta Selatan. "Yang melakukan pembunuhan adalah Sakir, sedang temannya hanya mengawasi saja," kata sebuah sumber kepada TEMPO. Mereka bukan "petrus". Diduga, urusan dendam Sakir kepada Lani. Beberapa waktu lalu, famili Sakir pernah diancam Lani, yang memang dikenal sebagai jagoan Pasar Nangka, Jakarta Pusat. Menurut kakak kandungnya, Saodah, Lani paling tidak sudah dua kali masuk penjara. Yang pertama, ia kena tujuh tahun dan ditempatkan di Nusakambangan, karena membunuh. Awal 1984, ia dihukum lagi 10 bulan, karena berkelahi. Ia baru bebas delapan hari, sebelum akhirnya tewas tertembak. "Dia memang berandal, tapi tak pernah melakukan kejahatan kecuali berkelahi," kata Saodah. Ia menyayangkan mengapa adiknya sampai dibunuh dan disiksa lebih dulu dengan sadistis: di tempat kejadian, polisi memang sempat menemukan dua gigi korban yang copot kena hajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini