Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pengakuan Geng Motor Soal Motif Kekerasan Terhadap Korbannya

Menurut polisi, para anggota geng motor yang ditangkap sebenarnya tidak berniat mengambil sepeda motor korban dengan cara menganiaya.

20 Februari 2019 | 06.39 WIB

Ilustrasi geng motor. TEMPO/Iqbal Lubis
Perbesar
Ilustrasi geng motor. TEMPO/Iqbal Lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, para anggota geng motor yang ditangkap sebenarnya tidak berniat mengambil sepeda motor korban dengan cara menganiaya.

Menurut Hengki, motif pelaku menganiaya korbannya hingga tewas lebih kepada karena rasa kesal tidak bertemu geng motor lain untuk tawuran.
Baca : Anggota Geng Motor Jakarta Barat Telan Tramadol Sebelum Beraksi

"Gak ketemu lawan, yang ada di tempat di sikat sama dia," kata Hengki saat konferensi pers di kantornya, Selasa, 19 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ini korban mau beli bensin, mau beli makan, disikat sampai meninggal dunia. Terus, karena motornya nganggur diambil sama dia," Hengki melanjutkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dua kasus penganiayaan geng motor di Jakarta Barat pada dua bulan terakhir menunjukkan bahwa korban memang bukan bagian geng motor. Kasus pertama, penganiayaan anggota geng motor yang mengakibatkan meninggalnya Adam Ilham.

Kasus itu bermula saat Adam dan tiga rekannya menggunakan dua sepeda motor mengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada Ahad 20 Januari 2019, pukul 04.00 WIB. Setelah mengisi bensin, kelompok korban melewati Gang Thalib, di Krukut, Tamansari. Lokasi tersebut merupakan tempat nongkrong kelompok geng motor Gasbar 03.

Ketika melewati tempat itu, korban dan rekannya sempat mengejek para anggota geng motor yang sedang nongkrong. Korban lantas dikejar oleh para pelaku.

"Saat dikejar, korban terjatuh di Jalan Raya Tanah Sereal Raya dan langsung dibacok secara bergantian oleh para pelaku dengan celurit dan klewang," ujar Kepala Kepolisian Sektor Tambora Komisaris Iver Son Manossoh, Rabu, 23 Januari 2019.

Kasus kedua terjadi di pada 5 Februari 2019. Ahmad Al Fandri tewas dibacok oleh anggota geng motor di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kasus bermula saat gerombolan geng motor melewati Jalan Tubagus Angke bersama teman-temannya mengendarai sepeda motor.

Simak pula :
Ada 25 Geng Motor di Jakarta Barat, Polisi : Baru 8 Ditangkap

Tersangka lantas melihat Ahmad dan teman-teman yang berboncengan sepeda motor melintas mendahului. Tak terima di dahului, para tersangka mengejar korban. Setelah mendekat, korban dipepet hingga terjatuh dari sepeda motor. Kemudian, dua tersangka membacok korban beberapa kali.

"Melihat korban sudah tidak berdaya, sepeda motor yang dikendarai korban diambil oleh AA dan dibawa pergi oleh tersangka (geng motor)," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Edy Suranta Sitepu, Rabu, 13 Februari 2019.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus