Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pengendara Motor yang Tewas Kecelakaan di Ciputat Hendak Daftar Masuk SMAN 9 Tangsel

Korban kecelakaan di Ciputat itu adalah anak semata wayang yang kedua orang tuanya telah meninggal.

3 Juli 2024 | 18.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kecelakaan motor. youtube.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Pelajar berinisial CDP, 15 tahun, yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada Selasa kemarin, hendak mendaftar sebagai siswa sekolah menengah atas negeri di Tangerang Selatan (Tangsel). Kecelakaan itu terjadi di Jalan Aria Putra, Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kecelakaan yang menewaskan CDP itu terjadi dekat Gerbang Perumahan Bukit Nusa Indah Kota Tangerang Selatan. "Kecelakaan melibatkan dua kendaraan yaitu sepada motor matic yang dikendarai korban dan mobil MPV yang dikemudikan oleh pelaku berinisial PIN (25)," ujar Kepala Seksi Humas Polres Tangsel AKP Agil, Selasa, 2 Juli 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kecelakaan itu berawal ketika mobil yang dikendarai PIN melaju dari arah jombang mengarah Ciputat melalui Jalan Aria Putra. Sesampainya di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP), pelaku diduga kurang konsentrasi sehingga mobil yang dikemudikannya menabrak sepeda motor CDP yang melaju dari arah yang sama.

Akibat kecelakaan tersebut, korban terjatuh dan mengalami luka di bagian kepala sehingga meninggal di lokasi. "Pasca kejadian Unit Gakkum Sat Lantas Polres Tangsel melakukan pengecekan lokasi TKP dan selanjutnya korban dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk dimintakan visum," kata Agil.

Paman korban, Rahmat mengatakan keponakannya itu hendak menyerahkan berkas pendaftaran sekolah secara langsung untuk masuk ke SMAN 9 Kota Tangerang Selatan.

Pada saat itu, istri Rahmat hendak mendampingi proses pendaftaran CDP ke SMAN 9 Tangsel. Namun keduanya sepakat untuk bertemu di sekolah karena berangkat dari rumah masing-masing. 

"Jadi istri saya itu mau nemanin CDP menyerahkan berkas pendaftaran ke SMAN 9 Tangsel dan niatnya mau langsung ketemuan di lokasi, karena saya dan istri tinggal di daerah Ciledug dan korban tinggal di Pamulang," ujar Rahmat. 

Mereka sepakat untuk bertemu di SMAN 9 Tangsel lebih pagi, yaitu pukul 06.30 WIB, untuk menghindari antrean. Setelah tiba, istri Rahmat memberi kabar kepada korban bahwa nomor antrean pendaftaran telah diambil.

"Akan tetapi korban tidak kunjung sampai, juga tak kunjung membalas pesan," kata dia. 

Karena tidak ada kabar, bibi CDP itu berinisiatif menelepon keponakannya. "Ternyata yang angkat laki-laki dan dibilang, 'Bu, anaknya kecelakaan di depan Perumahan Bukit Nusa Indah'," ujarnya. 

Setelah warga sekitar menyampaikan pesan bahwa CDP mengalami kecelakaan, istri Rahmat pun bergegas mendatangi lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pada saat dia tiba, keponakannya itu telah meninggal akibat pendarahan di bagian kepala.

"Setelah dikasih tahu warga sekitar, ternyata ponakan saya itu sudah meninggal dan ditutupin pakai kardus di tengah jalan itu," ujar Rahmat.

Menurut Rahmat, CDP merupakan anak semata wayang. Kedua orang tuanya telah meninggal. Selama ini korban hanya tinggal berdua bersama kakeknya di Perumahan Puri Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Jasad CDP dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan untuk dilakukan visum. Selanjutnya korban kecelakaan itu dimakamkan di TPU Pondok Petir, Bojong Sari, Depok. "Jadi keponakan saya ini ayahnya sudah meninggal sejak dia kecil dan ibunya meninggal pada tahun 2017 dan dia tinggal sama kakeknya doang berdua," ucapnya.

Pilihan Editor: Beberapa WNI Tertangkap di Luar Negeri karena Jadi Kurir Narkoba




Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus