Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Perjalanan Sindikat Escobar Indonesia AKP Andri Gustami, Lulusan Akpol 2012 yang Berakhir Hukuman Mati

Perjalanan Andri Gustami dalam karier kepolisian dimulai dari Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada 2012, berakhir di hukuman mati.

2 Maret 2024 | 17.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Terdakwa mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Andri Gustami (tengah) berjalan seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, Kamis 29 Februari 2024. Andri Gustami divonis hukuman mati oleh majelis hakim karena terbukti meloloskan pengiriman 150 kg narkotika jenis sabu-sabu dan 2.000 pil ekstasi dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. ANTARA FOTO/Ardiansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - AKP Andri Gustami, mantan Kasatreskrim Polres Lampung yang divonis mati. Hukuman ini dijatuhkan kepada Andri Gustami karena terlibat perkara peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama. Vonis hukuman mati itu dibacakan majelis hakim Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandarlampung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami,” kata ketua majelis hakim Lingga Setiawan dalam amar putusan, yang dibacanya dalam persidangan, Kamis, 29 Februari 2024. Andri Gustami, yang berpangkat ajun komisaris polisi (AKP) itu, sebelumnya menjabat Kepala Satuan Narkoba di Kepolisian Resor Lampung Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan Andri Gustami dalam karier kepolisian dimulai dari Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada 2012. Kepolisian Daerah Lampung memberikan tugas pertama kepada dia sebagai Kanit IV Reserse Mobil Kepolisian Resor Lampung Utara.

Perjalanan Andri Gustami bergulir. Kali ini, dia mendapatkan promosi sebagai Kanit III Kriminal Khusus di Polres Lampung Utara pada 2015. Empat tahun berikutnya, 2019, dia menjabat Kepala Satuan Narkoba Polres Lampung Utara.

Pembacaan surat dakwaan Andri Gustami di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung pada 23 November 2023, Andri terlibat dalam pengiriman narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama alias The Secret. Fredy masih menjadi buron. Sindikat ini menyeret Andri Gustami, 39 tahun, ke hukuman mati.

Pria kelahiran Koto Marapak, Padang, Sumatera Barat, pada Agustus 1989, itu masuk lingkaran dagang narkoba dengan peran sebagai kurir. "Dari hasil pemeriksaan, dia berperan sebagai kurir spesial," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung Komisaris Besar Erlin Tangjaya, September 2023.

Majalah TEMPO mengungkap peran Andri pernah meloloskan 800 gram sabu dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, ke Pelabuhan Merak, Banten. Dua bulan bergabung dengan gembong Fredy Pratama—yang disebut Escobar Indonesia—Andri Gustami mengantongi uang Rp 800 juta. Duit itu dia peroleh setelah membantu memuluskan perjalanan 100 kilogram sabu.

Perburuan Fredy Pratama atau belakangan dikenal dengan julukan Operasi Escobar, polisi menangkap 39 orang. Mereka diciduk di beberapa tempat. Menjelang Idul Adha, 20 Juni 2023, Andri Gustami ditangkap. Saat itu petualangan Andri sebagai kurir narkoba putus. Perjalanan berikutnya Andri Gustami menjalani vonis mati.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus