Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Pesan Kasat Sabhara yang Mundur ke Istri: Kita Masih Bisa Makan Pakai Garam

Kasat Sabhara Polres Blitar mengaku memilih mundur karena tidak bisa menerima perlakuan Kapolres yang arogan terhadap anak buah.

2 Oktober 2020 | 08.31 WIB

Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo menunjukkan surat pengunduran yang ditujukan terhadap Kapolda Jatim, Kamis (01/10/2020). (ANTARA Jatim/Willy Irawan)
Perbesar
Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo menunjukkan surat pengunduran yang ditujukan terhadap Kapolda Jatim, Kamis (01/10/2020). (ANTARA Jatim/Willy Irawan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Blitar Ajun Komisaris Tri Susetyo mengatakan tidak tahan dengan atasannya, Kepala Polres Blitar Ajun Komisaris Besar Ahmad Fanani Prasetyo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengaku memilih mundur karena tidak bisa menerima perlakuan Kapolres yang arogan terhadap anak buah. "Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok lalu maki-makian kasar yang diucapkan,” ucapnya, Kamis, 1 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Agus, sikap itu tidak mencerminkan perilaku polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

Dia juga mengaku sebelum mengundurkan diri sempat meminta maaf kepada istrinya dan tidak takut untuk menjalani hidup selanjutnya. “Mohon maaf kalau saya agak emosi. Mohon maaf kepada istri saya, kita masih bisa makan dengan garam, kenapa kita harus takut?” katanya.

Selain mengundurkan diri, Agus juga melaporkan Kapolres Blitar ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. Isi laporan tersebut berupa pembiaran kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa di tengah pandemi.

Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan dari Surabaya, Kapolres Blitar AKBP Achmad Fanani Prasetyo membantah telah berlaku arogan terhadap anggota.

"Saya tegur karena anggota itu rambutnya panjang. Dia tidak terima dan menganggap saya arogan. Dia tidak kerja atau dinas setelah saya tegur mulai 21 September sampai hari ini. Sebagai pimpinan kalau tegur anggota bagaimana?," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus