Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Artanto membantah suporter PSIS Semarang terluka lantaran terkena tembakan peluru karet. Isu ini muncul setelah seorang pendukung dilarikan ke rumah sakit saat berunjuk rasa di Stadion Jatidiri pada Ahad, 22 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dalam pengamanan aksi unras atau pengamanan bola, polisi tidak dilengkapi dengan peluru karet," kata Artanto pada Jumat, 27 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Isu penembakan oleh polisi ini membuat ratusan pendukung PSIS Semarang menggeruduk Markas Polda Jawa Tengah pada Kamis, 26 Desember 2024. Mereka berunjuk rasa memprotes dugaan tindakan represif polisi ketika menghadapi demonstrasi pendukung klub sepak bola tersebut. "Menurut keterangan korban peluru karet, ada lubang di tangan kiri," ujar perwakilan Suporter Semarang Melawan, Ragil, saat unjuk rasa.
Menurut dia, ada puluhan supporter lain yang juga mengalami kekerasan oleh aparat. Berdasarkan data korban yang melapor ada enam orang. "Di lapangan lebih dari itu," katanya.
Dia menyebut, para korban mengalami luka, memar, hingga tak sasaran diri. "Ada yang pingsan dan mulut berbusa," sebutnya. Ragil menduga kondisi tersebut terjadi karena tembakan gas air mata yang dilontarkan aparat.
Suporter PSIS Semarang berunjuk rasa dan memboikot laga kandang klub berjudul Mahesa Jenar itu. Mereka menuntut Yoyok Sukawi melepas saham mayoritasnya di PSIS.
Pilihan Editor: Polres Cimahi: 104 Orang Terluka Akibat Cairan Kimia Tumpah dari Truk di Purwakarta-Padalarang