Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi dari jajaran Polres Gowa mengungkap sindikat pembuatan dan peredaran uang palsu yang melibatkan pegawai Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar.
Penangkapan ini bermula dari keberhasilan tim Satreskrim Polsek Pallangga menangkap seorang terduga pengedar uang palsu, yang kemudian menjadi pintu masuk untuk menelusuri jaringan hingga ke lokasi produksi di area kampus UIN Alauddin Makassar.
Kepala Seksi Humas Polres Gowa, Inspektur Satu Kusman Jaya, menjelaskan bahwa kasus ini masih berada dalam tahap pengembangan. “Ini masih tahap pengembangan. Jika ada konfirmasi dari Reskrim untuk dirilis, akan disampaikan,” ujar Kusman Jaya pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Dalam penggerebekan ini, beberapa orang yang diduga kuat sebagai bagian dari sindikat ditangkap. Polisi menduga lokasi pembuatan uang palsu berada di dalam area kampus, memanfaatkan fasilitas tertentu untuk memproduksi uang tiruan. Polisi saat ini terus mendalami kasus ini dan memeriksa kemungkinan adanya pihak lain yang turut terlibat.
Kasus peredaran uang palsu ini tidak hanya mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan masyarakat, tetapi juga menggarisbawahi perlunya pemahaman tentang ciri-ciri uang asli.
Fitur-fitur di Uang Kertas Untuk Mengenali Uang Palsu
Bank Indonesia (BI) memiliki peran penting dalam menjaga kepercayaan terhadap mata uang Rupiah melalui pencetakan uang yang aman dan terpercaya. Untuk itu, BI bekerja sama dengan Peruri menyematkan sejumlah fitur keamanan yang memungkinkan masyarakat, termasuk penyandang tunanetra, membedakan uang asli dan palsu dengan lebih mudah.
BI juga mengusung misi untuk meningkatkan inklusivitas, menjadikan uang kertas Rupiah ramah bagi semua kalangan, termasuk difabel netra. Bagi kelompok ini, kemampuan mengenali uang asli menjadi penting karena mempengaruhi transaksi dan kegiatan ekonomi sehari-hari mereka. Berikut ini adalah fitur-fitur utama yang terdapat pada uang kertas Rupiah.
1. Tanda Tactile (Sentuhan)
Uang kertas Rupiah dilengkapi dengan tanda tactile berupa garis ganda di sisi kanan dan kiri uang. Garis ini dirancang agar dapat dirasakan oleh sentuhan, membantu tunanetra mengenali nominal uang hanya dengan merabanya.
2. Ukuran Berbeda untuk Setiap Pecahan
Setiap pecahan uang kertas Rupiah memiliki ukuran fisik yang berbeda. Pecahan dengan nominal lebih besar memiliki ukuran yang lebih besar pula, sehingga tunanetra dapat membedakan nominal hanya dengan merasakan ukuran uang tersebut.
3. Relief atau Gambar Timbul
Elemen timbul pada permukaan uang memberikan tekstur yang unik untuk setiap pecahan. Misalnya, uang kertas Rp50.000 memiliki dua pasang garis timbul, sedangkan Rp100.000 memiliki tiga pasang. Tekstur ini membantu tunanetra membedakan dan memverifikasi keaslian uang.
4. Ciri Khusus Cair
Pada beberapa pecahan, terdapat elemen khusus yang disebut ciri cair, yaitu elemen keamanan yang berubah warna atau menampilkan gambar tertentu saat uang dilihat dari sudut tertentu.
5. Penggunaan Warna yang Berbeda-Beda
Uang kertas Rupiah didesain dengan warna yang berbeda untuk setiap nominal. Selain memudahkan masyarakat umum, penggunaan warna ini juga membantu tunanetra dalam membedakan pecahan uang.
6. Nama Angka dalam Braille
Beberapa negara telah mengadopsi sistem Braille pada uang kertas untuk memberikan aksesibilitas lebih bagi tunanetra. Walaupun fitur ini belum sepenuhnya diterapkan pada uang Rupiah, ke depannya fitur ini dapat menjadi inovasi yang mendukung inklusivitas lebih luas.
Cara Membedakan Uang Asli dan Palsu
Bank Indonesia mendorong masyarakat untuk selalu mempraktikkan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) guna memastikan keaslian uang Rupiah. Berikut langkah-langkahnya:
1. Dilihat: Perhatikan warna uang, kejelasan gambar, dan hologram pada uang kertas. Uang asli memiliki detail yang tajam dan tidak buram.
2. Diraba: Rasakan tekstur permukaan uang, khususnya pada gambar dan angka nominal yang timbul.
3. Diterawang: Lihat uang kertas ke arah cahaya untuk memeriksa tanda air dan benang pengaman yang hanya terlihat di uang asli.
Masyarakat juga dapat menggunakan alat bantu seperti lampu ultraviolet atau alat pembaca uang elektronik untuk memastikan keaslian uang. Teknologi ini memudahkan identifikasi dengan cara membaca elemen tersembunyi yang ada pada uang.
Angelina Tiara Puspitalova berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar Terbongkar, Perhatikan Cara Bedakan Uang Asli dan Palsu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini