Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Remisi Nyepi dan Tradisi Ogoh-ogoh di Lapas Kerobokan Bali

Perayaan Hari Raya Nyepi di Lapas Kerobokan Bali diikuti warga Binaan.

17 Maret 2018 | 09.10 WIB

Pemuda mengarak Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa yang melambangkan sifat buruk saat Festival Ogoh-Ogoh di Semarapura, Klungkung, Bali, 11 Maret 2018. Ogoh-ogoh diarak agar Hari Raya Nyepi dapat dilaksanakan dengan penuh keheningan dan kedamaian.  ANTARA/Fikri Yusuf
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pemuda mengarak Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa yang melambangkan sifat buruk saat Festival Ogoh-Ogoh di Semarapura, Klungkung, Bali, 11 Maret 2018. Ogoh-ogoh diarak agar Hari Raya Nyepi dapat dilaksanakan dengan penuh keheningan dan kedamaian. ANTARA/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, DENPASAR - Raut wajah gembira I Gede Atmaja 31 tahun, tampak setelah mengarak ogoh-ogoh,di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Bali, sehari sebelum Hari Raya Nyepi. "Unik, rasanya seperti dalam satu desa yang kecil," kata Gede yang ditemui hari Jumat, 16 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sehari sebelum Nyepi, masyarakat di seluruh Bali mengarak ogoh-ogoh. Begitu juga di Lapas Kerobokan seluruh warga binaan juga ikut merayakan kegiatan tersebut. Perarakan ogoh-ogoh juga dikenal sebagai tradisi pengrupukan sebagai simbolisasi pelenyapan unsur keburukan, atau sifat bhuta kala.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Saya terharu, mengobati kerinduan dengan keluarga," ujar Gede lagi. Gede kali pertama merasakan Nyepi di Lapas Kerobokan. Ia sudah enam bulan menjadi warga binaan di Lapas Kerobokan karena kasus narkoba. Gede menjalani hukuman selama satu tahun.

Perarakan ogoh-ogoh di Lapas Kerobokan mengelilingi area seputaran blok hunian. Suasana arak-arakan tak jauh berbeda dari pawai ogoh-ogoh di luar. Ada kelompok kesenian baleganjur untuk musik tradisional. Ada juga pecalang sebagai petugas keamanan adat. "Itu semuanya warga binaan lapas (Kerobokan)," kata Kepala Lapas Kerobokan Tonny Nainggolan.

Lapas Kerobokan menyampaikan penyerahan remisi khusus Nyepi kepada warga binaan yang beragama Hindu. Penyerahan remisi disampaikan sebelum arak-arakan ogoh-ogoh dimulai. Tonny menjelaskan ada 221 orang yang mendapatkan usulan remisi. Namun 15 orang masih belum menerima surat keputusan (SK), terkait Peraturan Pemerintah (PP) 99 tahun 2012 yang menjadi kewenangan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

"Usulan remisi bagi narapidana yang sudah mendapatkan SK berjumlah 206 orang," ujarnya. Tonny menjelaskan ada satu orang yang bebas hari ini, terkategori dalam Remisi Khusus (RK) II.

Adapun perincian, yaitu 79 orang mendapatkan remisi 15 hari. Kemudian remisi 1 bulan berjumlah 140 orang. Untuk remisi 1 bulan 15 hari berjumlah 1 orang. Sedangkan remisi 2 bulan berjumlah 1 orang.

Saat memberikan sambutan Tonny mengimbau agar Hari Raya Nyepi menjadi momentum perenungan bagi warga binaan. "Jangan terlalu bersedih Nyepi tidak bersama keluarga. Semua (warga binaan) bersaudara, saling berkomunikasi," tuturnya.

BRAM SETIAWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus