Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Respons THN Amin dan Gibran Usai 4 Menteri Jokowi Beri Keterangan di MK

Sebanyak 4 menteri Kabinet Presiden Jokowi memberikan keterangan di sidang sengketa pilpres di MK. THN Amin dan Gibran respons begini.

6 April 2024 | 15.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto kolase: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 4 menteri Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi memenuhi panggilan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memberikan keterangan di sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PHPU Pilpres) di Gedung MK, pada Jumat kemarin, 5 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim Hukum Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (THN Amin) dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka buka suara soal 4 menteri Jokowi yang menjadi saksi di MK. Begini kata mereka:

Gibran: Dilalui saja

Dimintai tanggapan atas terlaksananya sidang sengketa hasil pilpres di MK, Gibran menyatakan pihaknya akan selalu mengikuti mekanisme yang ada. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Seluruh proses dan mekanisme yang ada di sana (MK) ya kita jalani saja, ya? Dilalui saja," ujar Gibran saat ditemui awak media seusai menghadiri pembagian paket sembako yang digelar oleh Solo Bersama Selamanya di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024.

Berkaitan dengan proses sidang yang berjalan saat ini, Gibran mengatakan pihaknya akan menunggu hasilnya. Diketahui sidang sengketa hasil pilpres kemarin, proses selanjutnya adalah MK menggelar Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH).

Terhadap proses itu, Gibran kembali mengatakan agar seluruh proses dan mekanisme yang ada di MK dijalani saja.

"Ya dijalankan dan dilalui saja. (Menunggu hasil rapat MK?) Nggih (iya), monggo (silakan)," katanya lagi. 

Saat disinggung tentang kesaksian berkaitan masalah bantuan sosial (bansos) yang telah disampaikan oleh keempat menteri Jokowi kepada Hakim MK dalam sidang sengketa Pilpres itu, Gibran mengatakan sudah dijawab semua oleh para menteri saat sidang MK tersebut.

"Ya kan sudah dijawab semua ya? (Empat saksi) sudah dihadirkan semua. Kurang apa lagi? Monggo. Yang jelas prosesnya dilalui saja, mekanismenya dijalankan," katanya lagi.

 

THN Amin sorot penggunaan anggaran negara

Ketua THN Amin Ari Yusuf Amir mengatakan, mereka tidak mempermasalahkan perlindungan sosial yang disebutkan oleh para menteri. Perhatian mereka, kata Ari, lebih menyorot penggunaan anggaran negara yang berasal dari pajak, tapi digunakan untuk meningkatkan elektabilitas calon tertentu.

“Kami punya beberapa buktinya dan sudah kami sampaikan kepada majelis hakim,” ujar Ari, saat memberikan keterangan usai sidang di Gedung MK, Jumat, 5 April 2024.

Menurut Ari, terdapat beberapa indikasi penggunaan dana publik untuk mendukung salah satu kandidat. Salah satunya adanya 30 kali kunjungan Presiden, selama periode 22 Oktober 2023 hingga 1 Februari 2024. Sebanyak 50 persen kunjungan presiden terpusatkan di ke Jawa Tengah. "Ini memunculkan pertanyaan mengapa daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, seperti Aceh, tidak mendapat kunjungan serupa."

Selain itu, Ari menuturkan, penjelasan Menteri Keunagan Sri Mulyani tentang kenaikan subsidi energi tidak sepenuhnya tepat, karena kenaikan belanja bansos terjadi setelah subsidi energi dikesampingkan.

Berdasarkan data dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kinerja dan Fakta, realisasi bansos tahun 2023 mencapai Rp 156 triliun, melebihi anggaran sebesar Rp 143,52 triliun. Artinya hampir Rp 13 triliun lebih tinggi dari yang dianggarkan.

Namun, jika targetnya adalah masyarakat miskin, angka kemiskinan mengalami penurunan dari 9.57 persen pada tahun 2022 menjadi 9.36 persen pada tahun 2023. "Kenaikan ini menjadi pertanyaan. Apalagi jika dibandingkan dengan realisasi bulan Januari 2022, 2023, 2024,” imbuh Ari.

Dia merinci, pada Januari 2022, realisasi bansos sebesar Rp 2,47 triliun, sedangkan tahun 2023 mencapai Rp 3.88 triliun. Angka tersebut melonjak menjadi Rp 12.45 triliun pada tahun 2024. Hal ini memicu pertanyaan tentang penyebab kenaikan realisasi bansos sebesar 220 persen itu.

Menurut dia, jika disebabkan karena kenaikan harga beras menjadi aneh karena jumlah impornya lebih tinggi dari pada penurunan produksi beras. Pada tahun 2023, produksi beras turun 0.6 juta ton dibandingkan 2022. Sementara itu, impor beras, naik 2.63 juta ton dibandingkan dengan 2022. 

“Logikanya, dengan kenaikan impor yang  jauh lebih besar dari penurunan produksi, harga akan stabil,” kata Ari.

Ari juga menyoroti perihal subsidi non-energi, di mana jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan mengalami penurunan 17 persen, namun realisasi anggarannya naik 41 persen. Demikian pula dengan subsidi kredit program, yang meningkat 60 persen meskipun jumlah penerima subsidi KUR turun 39 persen.

Menurut Ari, bansos ditujukan untuk masyarakat miskin, namun efektif dalam meningkatkan suara kandidat. Ari menilai, terdapat dua potensi implikasi negatif penggunaan bansos untuk meningkatkan suara. Pertama, upaya pengentasan kemiskinan tidak optimal karena dampak bansos tergantung pada jumlah orang miskin. 

Kedua, tidak terjadi persaingan elektoral yang sehat karena kandidat yang didukung inkumben mendapat keuntungan dari kebijakan bansos yang bersifat oportunistik.

“Dalam kondisi terburuk, kandidat yang tidak kompeten namun didukung oleh petahana (inkumben) akan memiliki kemungkinan terpilih lebih tinggi dibandingkan dengan kandidat lainnya yang jauh lebih kompeten,” lanjut dia.

Pada sidang PHPU Pilpres, Jumat kemarin, 5 April 2024, kehadiran empat menteri kabinet Presiden Jokowi menjadi agenda utama sebagai saksi terkait tuduhan politisasi bansos dalam perselisihan Pilpres 2024.

Menteri yang hadir yakni Menkeu Sri Mulyani, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Mensos Tri Rismaharini.

Adanya dugaan politisasi bansos merupakan salah satu poin utama dalam gugatan perselisihan Pilpres yang diajukan oleh pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan tersebut yakni nomor 1/PHPU.PRES-XXII/2024 yang diajukan oleh kubu 01 Anies-Muhaimin, dan nomor 2/PHPU.PRES-XXII/2024 yang diajukan oleh kubu 03, Ganjar-Mahfud.

Tahapan persidangan sengketa Pilpres 2024 di MK telah berakhir pada Jumat kemarin, 5 April 2024. Sementara putusan terkait sidang tersebut dijadwalkan akan diumumkan pada 22 April 2024 mendatang.

ADINDA JASMINE PRASETYO | SEPTIA RYANTHIE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus