Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Tokoh Maluku Umar Kei angkat bicara soal keributan antara kelompoknya dengan dengan Arif Rahman, Staf Khusus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026 Arsjad Rasjid. Keributan itu terjadi di salah satu ruangan lantai 3 Menara Kadin Indonesia, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Senin, 16 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buntut keributan itu kedua belah pihak saling lapor polisi. Arif Rahman lebih dulu melaporkan Umar Kei dan Taufan Eko Nugroho, adik ipar Ketua Umum Kadin hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Anindya Bakrie, atas ke Polda Metro Jaya pada Selasa, 17 September 2024. Laporan Arif Rahman atas dugaan pengeroyokan terhadap dirinya itu teregistrasi dengan nomor LP/B/5591/IX/2024/SPKT/Polda Metro Jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selang sehari, giliran pihak Umar Kei yang melaporkan balik Arif Rahman atas kasus yang sama yakni dugaan penganiayaan. Laporan itu dilayangkan ke Polda Metro Jaya dan teregister dengan nomor STTLP/B/5626/IX/2024/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 18 September 2024.
Umar Kei menjelaskan, sebelum terjadi keributan, sekitar pukul 22.00 WIB, dirinya dihubungi oleh adik ipar Anindya Bakrie, yang mengatakan bahwa Menara Kadin Indonesia didatangi oleh sejumlah orang.
“Taufan bilang bahwa ada beberapa orang, anak-anak Maluku yang datang ke gedung Kadin,” Kata Umar kepada wartawan, Kamis, 19 September 2024.
Setelah itu, Umar pergi ke Menara Kadin Indonesia untuk menemui sejumlah orang yang dimaksud Taufan. Pada saat itu, beberapa rekan Umar Kei juga ikut mengawal.
Sesampainya di lokasi, Umar bertemu sekumpulan orang yang merupakan pekerja keamanan outsourcing di Menara Kadin Indonesia. Para pekerja outsourcing itu mengatakan risau dengan status pekerjaan mereka di Menara Kadin Indonesia yang kabarnya akan diputus kontrak, dampak dari konflik dualisme kepemimpinan Kadin antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie.
“Mereka bilang, ‘oh kami kerja di Outsourcing, karena kepengurusan baru, kami mau dikeluarkan’,” ujar Umar menirukan keluhan para pekerja.
Keluhan para pekerja itu kemudian disampaikan Umar kepada Taufan yang saat itu berada di lantai 29 Menara Kadin Indonesia. Umar meminta Taufan untuk tidak menutus kontrak para pekerja outsourcing itu.
Mendengar hal itu, Taufan mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah berniat memutus kontrak para pekerja outsourcing itu. Pihaknya justru akan memperpanjang kontrak para pekerja itu hingga tahun 2026.
“Lalu saya panggil Taufan turun biar ketemu sama mereka. Taufan turun, ketemu. Selesai,” ujarnya.
Sepanjang penyelesaian kontrak kerja para pekerja outsourcing itu, Umar menyebut bahwa Arif Rahman turut hadir. Namun, Stafsus Arsjad Rasjid itu disebut sibuk sendiri dengan urusannya.
Sebelum kembali ke rumah, Umar yang ditemeni sejumlah rekannya sempat berbincang di salah satu ruangan di Menara Kadin Indonesia bersama dengan Taufan dan Arif. Pada saat itu, Arif menyampaikan sebuah kalimat yang membuat Umar tersinggung. “Jadi saat kita ngobrol, dia sampaikan ‘Kita orang-orang Kadin ngobrol dulu di sini, yang tidak berkepentingan keluar’,” kata Umar menirukan perkiraan Arif.
Umar yang tersinggung mendengar pernyataan itu lantas melemparkan sebuah kaleng minuman kosong ke arah Arif. Kata Umar, lemparan tersebut tidak kencang sebab sebenarnya hal itu dilakukan sambil bercanda.
Namun, hal tersebut kemudian dibalas Arif yang ikut melemparkan kaleng minuman yang masih terisi penuh ke arah Umar Kei. “Dia kembali ada lempar minuman kaleng yang sama, tapi full, masih ada minuman, belum diminum. Dia pakai dengan tenaga lempar saya,” tuturnya.
Rekan Umar yang berada di lokasi pun marah dan mencoba memukul Arif, namun salah sasaran. Kemudian, Arif Rahman disebut menghubungi orang melalui sambungan telepon untuk datang ke ruangan tersebut.
Puluhan orang pun datang ke ruangan itu, beberapa di antaranya membawa senjata. Keributan pada saat itu pun pecah dan berlangsung sekitar 30 menit. “Karena anak-anak (anggota Arif Rahman) serang masuk untuk bela dia. Anggota saya juga bela diri, karena mereka bawa golok,” ujarnya.
Umar Kei mengatakan, keributan tersebut berhasil dilerai usai aparat kepolisian datang ke Menara Kadin. Selepas peristiwa itu, beberapa rekan Umar disebut mengalami luka akibat terkena senjata tajam. “Kami korban ada sekitar dua atau tiga deh,” ujarnya.