BEBERAPA saat sebelum tewas tertembak, Udin Oma, 22, masih sempat memperlihatkan kemahirannya: melepas borgol dari tangannya. Di Samarinda, Kalimantan Timur, penjahat muda yang ditakuti itu memang dijuluki "si Raja Kunci". Ia bisa membongkar pintu apa saja tanpa kunci - cukup dengan sentuhan tangan dan bacaan mantra. Belum lama ini, sehabis mencuri sepeda motor dan sejumlah perhiasan, ia dicari polisi. Kopral Jahidin menemukannya di Pasar Segiri. Udin di tangkap dan diborgol. Dalam perjalanan menuju sebuah rumah, yang di katakan tempat menyimpan perhiasan, Jahidin tahu-tahu melihat borgol sudah terlepas dari kedua tangan tersangka. Ia menyuruh Udin berhenti. Udin purapura membetulkan tali sepatunya. Namun, tiba-tiba, ia mengambil badik dari balik kaus kaki dan menyerang Jahidin. Ia tetap nekat, meski diberi tembakan peringatan. Akhirnya, apa boleh buat, petugas polisi itu menembak: Udin terkapar dengan tiga peluru di tubuhnya. "Tak ada maksud kami menghabisi jiwa Udin, meski menjadi langganan polisi. Tapi keadaan memaksa kami bertindak tegas," ujar kapolres Samarinda, Letnan Kolonel Dulmanan Prihatin, pekan lalu. Meski masih muda, Udin cukup dikenal di Samarinda. Ia beroperasi tanpa pandang bulu. Tetangga atau penduduk kampungnya, Teluk Lerong, sering pula disatroni. Rumah orangtuanya, Haji Hidayat, pun tak terkecuali. "Isi rumah sudah tak terhitung berapa kali dia kuras," kata Hidayat. Ia memang sangat kewalahan menghadapi anaknya itu. Pernah, seorang tetangga mengancam akan mengeroyok Udin bila sampai tertangkap basah mencuri d situ. Ternyata, malam harinya rumah tetangganya itu disikat habis. Udin bisa masuk tanpa diketahui siapa pun. Selain pintar membuka pintu tanpa kunci, ia mempunyai "aji sirep": bisa membuat penghuni rumah terlena dan tidur nyenyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini