Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

TNI Tak Akan Tambah Pasukan di Papua untuk Hadapi TPNPB-OPM

Pendekatan teritorial akan dikedepankan merespons pernyataan TPNPB-OPM yang siap berperang melawan prajurit militer Indonesia di Papua.

9 April 2025 | 06.23 WIB

Anggota Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, 23 Maret 2025. Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III berhasil mengevakuasi tenaga pengajar dan tenaga kesehatan pasca serangan OPM di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 21 Maret 2025 yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, enam orang luka-luka, serta rusaknya fasilitas pendidikan. Antara/HO-Dispenad
Perbesar
Anggota Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, 23 Maret 2025. Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III berhasil mengevakuasi tenaga pengajar dan tenaga kesehatan pasca serangan OPM di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 21 Maret 2025 yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, enam orang luka-luka, serta rusaknya fasilitas pendidikan. Antara/HO-Dispenad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi menyatakan TNI tidak akan menambah pasukan untuk menghadapi gangguan keamanan yang dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Dia berujar TNI tetap akan bertugas seperti biasa untuk mengamankan wilayah Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Pendekatan humanis, dialogis, pembinaan territorial, tetap dikedepankan sesuai perintah Panglima TNI," kata Kristomei melalui pesan singkat kepada Tempo pada Selasa, 8 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendekatan secara teritorial tersebut dilakukan merespons pernyataan TPNPB-OPM yang siap berperang melawan prajurit militer Indonesia. "OPM selalu mengeluarkan pernyataan propaganda seperti ini untuk menakut-nakuti rakyat, mengancam, mengintimidasi masyarakat," tutur Kristomei.

Sebelumnya, Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan kelompoknya siap berperang bila pemerintah tidak segera mengakui hak kedaulatan Papua. "Kami siap melakukan perang sampai dunia kiamat, jika negara Indonesia tidak mengakui hak kedaulatan orang Papua dan disampaikan kepada pejabat-pejabat orang Papua untuk hentikan aktivitasnya sebagai agen pembunuhan bagi orang Papua," kata Sebby dalam keterangan tertulisnya pada Selasa.

Dia menyebut pernyataan perang ini karena buntut dari penembakan terhadap orang asing di Kuala Kencana, Timika, Provinsi Papua. Sebby mengatakan peristiwa penembakan tersebut dilakukan oleh prajurit militer Indonesia yang bertugas di wilayah itu.

"Penembakan Pilot Glenn di Distrik Alama-Mimika dan orang asing lainnya serta orang Papua yang dibunuh oleh Militer Pemerintah Indonesia itu semuanya dilakukan demi uang," ucap dia.

Menurut dia, selain uang, misi utama para prajurit militer Indonesia melakukan penembakan itu adalah untuk menambah alutsista perang. Sebby berujar peristiwa itu juga untuk mengamankan perusahaan asing dan nasional yang ada di wilayah Papua.

Pilihan Editor: Mantan Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda dan Suaminya Jadi Tersangka Korupsi Dana PMI

M. Raihan Muzzaki

Bergabung dengan Tempo pada 2024 setelah lulus dari Jurusan Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus