Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

TPNPB-OPM Menyatakan Siap Perang Melawan Tentara Indonesia

TPNPB-OPM menyatakan siap perang melawan tentara Indonesia hingga dunia kiamat. Hingga pemerintah Indonesia siap melakukan perundingan internasional.

8 April 2025 | 12.10 WIB

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa
Perbesar
Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan siap berperang terhadap prajurit militer Indonesia. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan pihaknya siap berperang bila pemerintah tidak segera mengakui hak kedaulatan Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kami siap melakukan perang sampai dunia kiamat, jika negara Indonesia tidak mengakui hak kedaulatan orang Papua dan disampaikan kepada pejabat-pejabat orang Papua untuk hentikan aktivitasnya sebagai agen pembunuhan bagi orang Papua," kata Sebby dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 8 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menyebut pernyataan perang ini karena buntut dari penembakan terhadap orang asing di Kuala Kencana, Timika, Provinsi Papua. Sebby mengatakan peristiwa penembakan tersebut dilakukan oleh prajurit militer Indonesia yang bertugas di wilayah itu.

"Penembakan Pilot Glenn di Distrik Alama-Mimika dan orang asing lainnya serta orang Papua yang dibunuh oleh Militer Pemerintah Indonesia itu semuanya dilakukan demi uang," ucap dia.

Menurut dia, selain uang, misi utama para prajurit militer Indonesia melakukan penembakan itu adalah untuk menambah alutsista perang. Sebby berujar peristiwa itu juga untuk mengamankan perusahaan asing dan nasional yang ada di wilayah Papua.

"Misi utamanya ialah melakukan penambahan alutsista perang dan pendoropan pasukan militer ke Papua untuk mengamankan perusahaan-perusahaan asing dan nasional milik negara," kata Sebby.

Dia mengatakan TPNPB-OPM tetap akan melakukan perang hingga pemerintah Indonesia siap melakukan perundingan internasional. Sebby menuturkan musyawarah ini untuk menyelesaikan konflik bersenjata di tanah Papua.

"Oleh sebab itu selama perang masih terjadi. Disampaikan kepada semua orang imigran Indonesia untuk tinggalkan wilayah-wilayah konflik bersenjata di Papua," tutur dia.

Sebby mengatakan selama ini pihaknya telah mengetahui pergerakan intelijen militer Indonesia yang masuk ke wilayahnya. Dia mengimbau agar masyarakat Indonesia yang datang di wilayah itu untuk keluar dari Papua.

"TPNPB di 36 Kodap setanah Papua telah mengetahui gerak gerik agen intelejen militer Indonesia yang memasuki wilayah konflik bersenjata. Maka warga imigran Indonesia diminta untuk keluar dari wilayah perang," ucap Sebby.

M. Raihan Muzzaki

Bergabung dengan Tempo pada 2024 setelah lulus dari Jurusan Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus