Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Usung Anies Capres, Nasdem Tepis Sorotan PDIP Soal Program Ibukota Baru Jokowi

Partai Nasdem pasang badan menanggapi tudingan PDI Perjuangan terkait potensi munculnya persoalan pasca mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.

11 Oktober 2022 | 05.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Willy Aditya ditemui di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Jumat, 21 Agustus 2020. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Nasdem pasang badan menanggapi tudingan PDI Perjuangan terkait potensi munculnya persoalan setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"(Kekhawatiran PDIP soal Anies dan program Jokowi) itu terlalu jauh," kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya di UGM Yogyakarta Senin 10 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto sebelumnya mengkritik Nasdem yang notabene bagian partai pengusung pemerintahan Jokowi, justru mengusung Anies yang selama ini dinilai berbeda pandangan dengan program Jokowi.

Dukungan Nasdem untuk Anies dinilai Hasto bakal memicu hal kontradiktif di sisa pemerintahan Jokowi. Salah satunya terkait proyek strategis pemindahkan ibukota baru ke Kalimantan.

"Dalam berbagai kesempatan yang kami dengar, Pak Anies kan ingin mempertahankan ibukota di Jakarta, ini berbeda dengan pemahaman Pak Jokowi yang ingin memindah ibukota ke Kalimantan," kata Hasto.

Namun Willy menepis kekhawatiran Hasto itu. Nasdem sebagai partai yang mengusung Jokowi, kata Willy, sampai saat ini masih setia dalam barisan Jokowi termasuk mengawal programnya.

"Dalam pidato deklarasi oleh Nasdem, Anies sudah mengatakan continuity and change (keberlanjutan dan perubahan), jadi spirit yang menjadi legacy Pak Jokowi, yang menjadi capaian beliau tentu harus dilanjutkan, hal-hal yang kurang diperbaiki," kata Willy.

"Masyarakat bisa melihat lagi soal pidato Anies saat deklarasi di Nasdem, itu stand politic Anies dan Nasdem," Willy menambahkan.

Willy justru sindir PDIP

Soal pernyataan soal PDI Perjuangan yang bersikap keras saat Nasdem deklarasikan Anies Baswedan dan lembek saat Gerindra deklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden, Willy memiliki penjelasan.

"Begini, orang besar bicara tentang ide, orang biasa bicara tentang kejadian, orang cetek bicara tentang orang lain, yang jelas Nasdem sejauh ini masih setia dan loyal kepada pemerintah Jokowi," kata dia.

Willy pun meminta narasi-narasi politik yang saling menyudutkan diakhiri karena kontraproduktif. Ia mencontohkan sindiran Sekjen PDI Perjuangan soal Nasdem yang diibaratkan bagian biru pada bendera Belanda dirobek karena sudah memiliki capres sendiri.

"Narasi begini membuat politik kita jumuh, oh ini karena biru disobek terus pindah (koalisi) karena sudah punya capres sendiri," kata Willy.

NasDem masih cari dukungan untuk usung Anies

Menurut Willy, sikap Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024 sebagai sikap politik pasca mendukung pemerintahan Presiden Jokowi yang periodenya telah berakhir. Sebab Nasdem sebagai partai baru musti bersiap siap lebih awal, sehingga tak perlu dipersoalkan.

"Nasdem itu tiket saja belum punya, ibaratnya untuk Pemilu 2024 nanti harus cari tiket dulu, harus cari penumpang dulu baru bisa berangkat, berbeda dengan (partai) yang sudah punya boarding pass," kata dia.

Willy pun berharap semua pihak membuat politik Indonesia itu penuh suka ria dan suka cita. Tidak saling mendeskreditkan.

"Kalau seperti ini kapan dewasanya, kami menyayangkan narasi dan analogi yang kemudian malah mempersempit ruang gerak bersama," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus