Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Wawan, Tersangka Pornografi Anak: Bikin Penasaran Aja

27 Maret 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Moch. Bachrul Ulum menjawab beberapa pertanyaan Tempo dalam bahasa Inggris, dengan tata bahasa yang kacau. "Yes, they are invite me," kata pria yang biasa disapa Wawan itu ketika ditanya kapan dia mulai bergabung dengan jaringan pornografi anak internasional. Sesekali lelaki jebolan kelas III sekolah dasar ini menjawab dengan bahasa Jawa ngoko dan krama. Berikut ini wawancara Syailendra Persada dan Linda Trianita dengan Wawan selama satu jam di Kepolisian Daerah Metro Jaya, Selasa pekan lalu.

Bagaimana Anda mulai bergabung dengan grup pornografi anak internasional?

Pada 2012 baru diundang oleh seseorang. Kenal di forum Google. Lupa nama forumnya, ada gambar-gambar teen porn. Terus ada keterangan, jika mau lebih, kontak nomor itu. Saya WhatsApp nomor tadi, terus ditawari bergabung. Saya join, ternyata tiap hari banyak yang share. WhatsApp saya itu autodownload, jadinya sampai numpuk.

Grup pertama apa namanya?

Waduh lupa, mbulet, pakai bahasa Spanyol. Dari situ, saya di-add di grup-grup lain sampai 11 grup.

Anda menjadi admin di grup mereka?

Tidak, hanya sebagai anggota. Saya tidak beraktivitas di sana (jawaban dalam bahasa Inggris).

Mereka membahas pedofilia?

Banyak hal, banyak genre. Bahas MILF, mama seksi. Bahas porno remaja juga. Kadang guyon-guyon, tidak selalu bahas porno.

Di grup itu, mereka berbagi foto dan video?

Iya.

Kapan Anda bikin grup Facebook sendiri?

Baru bikin September 2016. Yang lama bikin 2014 kena banned (ditutup paksa). Saya disuruh member-member di grup WhatsApp untuk bikin, karena saya yang paling asyik kalau diajak ngobrol.

Apa saja kegiatan grup itu?

Grup lama itu awalnya sharing anime. Ya, ada hentai (permainan video, anime, atau manga yang menampilkan adegan hubungan seksual atau pornografi). Paling banyak anime One Piece per episode.

Kalau hanya anime, kenapa kena banned?

Ada satu-dua member yang nakal. Posting-posting foto kayak gitu. Aku kan enggak selalu memperhatikan grup. Ada kegiatan lain juga. Lama-lama Facebook tahu, jadi langsung kena banned.

Namanya grup apa?

Awalnya V-Share, Video Share. Terus diganti Loli Candy's.

Apa arti Loli Candy's?

Candy's itu kan permen. Awalnya saya pengen bikin grup Candys Saga, biar kayak game di Facebook itu, Candy Crush. Terus banyak yang share gambar gituan. Ya, sudah, kutambahin saja, "18+". Selang lima hari, ke-banned.

Kenapa Loli Candy's? Suka anak kecil?

Hehe…, enggak, saya normal.

Kok, Anda unggah foto-foto anak kecil?

Ya, itu dapat dari member, saya share lagi.

Anda pernah memfoto atau membuat video anak kecil juga?

Kalau video, si T-Day yang bikin, banyak juga member lain.

Anda suka video atau foto seperti itu?

Dikasih, ya saya download.

Untuk apa?

Tertarik, bikin penasaran aja.

Menurut polisi, Anda pernah mencabuli anak usia 10 tahun?

Itu tetangga saya, enggak sampai jadi korban. Saya dipaksa penyidik. Enggak ngapa-ngapain. Cuma pangku atau gendong sayang aja. Masak, dibilang gituan?

Anak 10 tahun Anda gendong?

Dipangku kayak biasa aja, kayak adik.

Anda membuat aturan di grup Facebook bahwa anggota harus aktif dan mengunggah foto atau video. Kalau pasif bakal didepak….

Sudah diedit itu sama Siha. Upload enggak prioritas. Yang penting dia aktif aja. Nge-like atau komentar.

Gambar-gambar itu bisa tampil atas persetujuan admin?

Awal bikin Candy's enggak ada sortiran, semua disetujui. Belakangan, kalau sudah posting, pas kami online, kami hapus yang tidak disensor. Itu pembersihan. Takutnya ke-banned lagi.

Anda juga rajin mengunggah gambar dan video?

Di grup, saya jarang share gambar. Biasanya share link dari orang lain yang dapat dari grup WhatsApp. Biasanya bule share link, saya copy ke grup. Kalau share gambar langsung di WhatsApp.

Anda unggah gambar dan video berdasarkan pesanan?

Enggak ada yang ke saya. Enggak ada yang berani. Mereka dapat foto atau video kadang juga dari Google atau grup WhatsApp lain. Asal ambil saja.

Teman Anda, T-Day, bikin video dengan catatan untuk Krisna dan lain-lain….

Itu dia sebenarnya gila. Kami itu enggak minta. Kayak ada namaku, kan? Dia maunya pamer saja: "Ini lho, aku bisa kayak gini, masak kamu enggak. Kapan kamu kayak gini? Saya tunggu."

Dalam percakapan Facebook Messenger, Anda menyebutkan jumlah anak yang jadi korban?

Iya, cuma bohong-bohongan.

Kalau share link video atau foto Anda mendapat uang?

Kata T-Day, dia pernah dapat Rp 15 ribu dari orang.

Ijar Karim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus